Kamis, 14 Januari 2016

Butterfly (버터 플라이) [ KYUHYUN - JIKYUNG - DONGHAE | FANFICTION ] PART 5


Tittle : Butterfly (버터 플라이)
Cast :
Cho Kyu Hyun
Kim Ji Kyung
Lee Dong Hae

Other Cast: Kim Jong Woon(Yesung), Kim Jong Jin
Genre: Sad, Fantasy, Little Comedy, Family, ETC
FB: Nevi Marliani
Author: N
Twitter: @Monstar001126
Length : Series
Rated : Teen(s)                           
WARNING : Typo(s)
Mohon maaf bila ada kekurangan dan kesamaan cerita/Nama secara tidak sengaja^^
Ah ya, kalau ada tulisan tebal miring/? Itu artinya Flashback ya^^
Photo Edited By Author
Jangan lupa juga kunjungi blog Author (neviland.blogspot.co.id)
It’s Just FICTION
~~
Happy Reading ^^


PART 5

“Awan begitu dingin, tak ada tempat bagiku untuk bersandar. Aku mencari cinta yang akan merangkul bahuku, Maukah kau memelukku?”


ބ Butterfly ( 버터 플라이) ބ




Burung pagi berkicau, berterbangan bersamaan dengan dedaunan kering yang terjatuh dari sang empu. Yesung terbangun dari tidurnya, Ia mengucek matanya perlahan kemudian menatap jam yang berada tepat dimeja nakas, disebelah ranjangnya, dilihatnya juga kalender disana. Kemudian berdiri menghampiri knop pintu kamar mandinya, mencuci mukanya sebentar, setelah itu pergi ke lantai bawah, yah.. untungnya hari ini, . Ia menuruni tangga rumahnya, tangannya Ia masukan kedalam saku celana tidurnya, ditambah kaos v-neck putihnya yang membalut ditubuh kekarnya, rambut hitamnya yang masih teracak-acak menambah kesan tampan dan berkarisma dalam dirinya, yah.. walaupun pria itu belum mandi, tetap saja. Setiap gadis atau wanita pasti akan tertarik padanya, namun sayang. Sifat dingin dan cueknya lah yang membuat para gadis mengurungkan niat mereka untuk mendekati pria itu. Setiap gadis pasti akan selalu memundurkan langkah mereka jika melihat tatapannya, termasuk Jikyung. Sang Adik. Namun, alasan itu berbeda. Yesung, sudah terlanjur membenci adiknya, cukup miris memang mengingat Yesung dulu sangat menyayangi adiknya.. Jikyung, ketika masih didalam kandungan. Namun, rasa sayang itu lenyap ketika Sang Ibu yang sedari dulu merawat dan menyayanginya dan keluarganya pergi untuk selamanya demi untuk melahirkan bayi perempuan yang lain tak lain adalah Jikyung. Ditambah kejadian sang Ayah yang semakin membuatnya membenci gadis itu.
Yesung menggelengkan kepalanya kasar, menepis semua bayang-bayang yang menjadi derita dan rasa sakitnya. Ia kemudian terhenti didepan meja makan, Ia tertegun melihat seseorang itu sedang duduk dimeja makan membelakanginya, tengah berbicara.. Sendirian. “YAKK!! Berhentilah mencubiti pipiku!! Appo!!”Teriak gadis itu seakan ada seseorang disampingnya, Yesung mengerutkan keningnya heran, “Gadis itu kenapa?”Batinnya. Namun Ia segera tak memepedulikan hal itu dan langsung menarik kursi utama dimeja makan itu membuat gadis itu terlonjak kaget. “Oppa!”Kaget Jikyung, Yesung menatap tajam gadis manis itu. Jikyung yang tersadar segera menundukan kepalanya “Jo-Joesonghabnida..”Ucapnya takut sambil menundukan kepalanya. Yesung pun mulai menyantap sarapannya, begitupula Jikyung. Namun, pria itu menyadari sesuatu. Ia kemudian melihat ke kursi yang biasa diduduki Jongjin, Jikyung yang seakan menyadari keheranan Yesung pun segera membuka mulutnya “Jongjin Oppa langsung pergi ke Mouse Rabit, Ia bilang hari ini akan sibuk.”Ucap Jikyung, namun Yesung hanya diam. “Pelayan Kwon!”Panggilnya, seorang pria dengan usia yang terlihat sudah berkepala lima pun menghampirinya. “Ada yang bisa saya bantu tuan?”Tanya Sang Kepala Pelayan yang sudah bekerja bertahun-tahun ditempat ini. “Jongjin-ie Eoddie?”Tanya Yesung, Pelayan Kwon diam kemudian menatap Jikyung yang kini tersenyum, namun Ia yakin dibalik senyum itu, hati gadis itu masih kecewa, Kakaknya.. tak mendengarkannya sama sekali. “Tuan Jongjin sudah berangkat menuju Coffee Shopnya Tuan”Jawab Pelayan Kwon. Yesung pun mengangguk mengerti, kemudian melanjutkan sarapannya. Kyuhyun.. Ia masih duduk disebelah Jikyung, memandang gadis itu Iba. “Ada apa sebenarnya? Kenapa Oppa nya tak meresponnya?” Batinnya bertanya-tanya. Yesung akhirnya beranjak setelah menyelesaikan sarapannya. “Ji!! Dia itu pendiam sekali? Atau dia tuli?”Keluh Kyuhyun “YAK! Berhenti mengatainya!! Dia Oppa ku!!”Kesal Jikyung “Atau jangan-jangan kau….”Kyuhyun menggantung kalimatnya, “Aku apa?”Tanya Jikyung “Kau hantu!! Karena itu dia tak mendengarmu”Lanjut Kyuhyun “Berhenti bermain-main hantu lupa ingatan!!”Gerutu Jikyung ‘PAKK!’ “Ye? Nona tak apa?”Tanya seseorang seraya menepuk bahunya perlahan “E-Eh? Han Ahjumma”Kagetnya mendapati seorang wanita paruhbaya yang sudah bekerja dirumah ini sejak Yesung Lahir dan juga sedari kecil sudah merawatnya. “Ak-Aku baik-baik saja! Ehehe~ OMO! Ahjumma Kau mau membawakan Oppa kopi ya? Sini biar aku saja”Tawar Jikyung “Eh? Tapikan…”Ahjumma Han terlihat tersenyum memandangi gadis dihadapannya tengah menunjukan puppy eyesnya. “hmm.. Baiklah, tapi Nona harus berjanji tak akan ceroboh hm”Pinta nya, Jikyung mengangguk senang kemudian mengambil alih nampan berisi kopi dan camilan pagi Yesung, lalu membawanya ke lantai atas dan tentu saja.. dengan Kyuhyun yang terus membututinya. Han Ahjumma hanya dapat tersenyum “Tuhan.. Lindungi Nona Jikyung selalu, tolong buat dia tersenyum bahagia. Tolong buat Tuan muda Yesung menyayanginya.”Doa wanita itu dengan mata yang berkaca-kaca.

‘TOKK.. TOKK…’ Yesung melirik pintu kamarnya yang diketuk di arah lain, “Masuk!”Titahnya masih fokus dengan berkas-berkasnya yang Ia bawa kerumah. “Oppa.. Kopinya datang”Ujar seseorang membuatnya menoleh cepat, Ia pun kemudian menghembuskan nafasnya kesal. Kemudian kembali dengan berkas-berkasnya. Jikyung pun dengan hati-hati membawakan kopi Yesung dengan hati-hati hingga Ia dengan tak sengaja menyenggol ujung meja nakas didekatnya dan ‘PRANGG!!’ ‘BYURR’ Yesung segera menoleh kearah gadis itu. Matanya membulat dengan sempurna kemudian berjalan menghampirinya.. Tidak! Tepatnya menghampiri sebuah bingkai foto yang kini sudah pecah berantakan. “YAKKK!!!”Teriak Yesung kesal, tak mempedulikan seberapa terlukanya kini Jikyung yang kakinya sudah tersiram kopi panas tadi. Jikyung menatapnya takut, Ia sesekali meringis kesakitan kala kakinya sudah mulai melepuh, airmatanya sudah membendung sungai kecil yang siap meluncur lagi. Yesung mendesah pelan, kemudian menatap tajam Jikyung “Bisakah kau tak mengusikku sehari saja?!”Tanya Yesung “Wae?!!! Wae?!!!”Teriaknya pada gadis yang kini tengah menunduk itu. “Mi-Mianhae hiks”Tangis Jikyung “Mianhae Oppa..”Lanjut Jikyung, Yesung tertawa sinis “Mw-Mwo? Oppa? Naega Neo Oppa Anniya!! Adikku takkan pernah membunuh orangtuaku! Kau bukan adikku!!”Bentak Yesung kasar ‘DEG..’Ucapan itu benar-benar menusuk ulu hati Jikyung, Ia pun menunduk berusaha menyembunyikan airmatanya dan ‘BRAK..’ Seketika pintu nya pun kini sudah terbuka dengan kasarnya. “NONA!!”Teriak Han Ahjumma yang segera menghampiri tubuh Jikyung. “Nona.. Nona gwaenchanayo?”Tanya Han Ahjumma khwatir, Ia pun segera membantu gadis yang masih menunduk ketakutan itu untuk segera berdiri. “Kenapa diam! Cepat bantu!”Titah Ahjumma Han pada pelayan yang tak jauh dari mereka. “JANGAN!! Jangan bantu dia!”Titah Yesung membuat semua pelayan disana terkejut, termasuk Han Ahjumma “Tuan Yesung!!”Gertak Han Ahjumma sudah tak tahan dengan sikap Yesung. “Han Ahjumma!! Ini perintah!!”Teriak Yesung “Gwaenchanayo Ahjumma.. Biar aku sendiri saja”Tawar Jikyung mengusap kasar airmatanya dan berusaha untuk tersenyum. Kyuhyun mengepalkan tangannya, Ia kesal.. Ia sungguh tak tahan melihat gadis itu bersikap seolah baik-baik saja. “Brengsek kau Kim Yesung!”Lirihnya, Yesung terperanjat, Suara apa itu? Begitupula beberapa pelayan disana termasuk Han Ahjumma. “Ayo Nona, saya obati luka anda”Ujar Han Ahjumma, tapi Jikyung menggeleng kemudian membereskan pecahan-pecahan kaca dan gelas yang berserakan. “Jikyung-ahh Geumanhae!!”Titah Kyuhyun yang hanya dapat didengar Jikyung, untuk kesekian kalinya lagi Jikyung menggeleng dengan airmatanya yang terus menetes. “Maaf Tuan Yesung, Saya tak bisa menuruti perintah anda”Ujar Han Ahjumma segera memapah Jikyung keluar dari kamar pria itu.

“Jika saja aku dapat menyentuhmu, mungkin kau sudah ku habisi!!” Kyuhyun masih menatap geram Yesung, kemudian Ia pun keluar, pergi mengikuti Jikyung. Yesung kemudian terdiam menunduk, kemudian menggapai bingkai foto keluarganya. Terlihat Jongjin, Serta Ibunya dengan perut buncit nya tengah terduduk disofa merah, Wanita yang kerap Ia sebut ‘Ibu’ itu tengah menyunggingkan senyumnya dengan tangan kirinya yang mengelus perut nya yang tengah mengandung anak perempuannya dan tangan kanannya Ia simpan dibahu kecil Jongjin yang masih dua tahun. Sedangkan dirinya dan sang Ayah tengah berdiri dibelakang kedua orang yang mereka sayangi. Senyuman itu terukir jelas di balik bingkai foto yang sudah hancur itu. Satu-satunya barang paling berharga yang dapat Ia peluk dan bawa kemanapun, tangannya mengepal, matanya berkaca-kaca “Eomma.. Appa… Mianhae”Lirihnya seraya airmatanya yang meluncur dipipinya. Persetan dengan kata-kata bahwa lelaki tak boleh menangis, karena nyatanya… Ini sangat menyakitkan.. Ia teringat pesan sang Ibu disaat detik-detik terakhir wanita itu. Ibunya memintanya untuk menjaga kedua adiknya, tapi apa?! Ia tak bisa memenuhi permintaan terakhir sang Ibu. Karena bagaimana bisa? Bagaimana bisa Ia menjaga seseorang yang telah Ia anggap membunuh Ibunya sendiri? Tangannya mengepal kuat berusaha untuk menyalurkan seluruh emosinya. Sebenarnya, bukan dirinyalah yang ingin membenci gadis itu, tapi bagaimana lagi? Kebencian itu sudah tumbuh didalam dirinya. “AGHHH!!!”Teriaknya sambil memukul meja nakas didekatnya, Ia sudah tak peduli lagi jika tangannya terluka.

DITEMPAT LAIN_


Jongjin segera keluar dari mobilnya, Tak bertele-tele, Ia pun segera berlari menuju pintu rumahnya. Ia sangat panik, kala Ketua pelayan Kwon menghubunginya dan memberitaukannya segalanya tadi. Ia sangat takut.. takut jika sang Kakak menyakiti adik kecilnya. “Jikyung-ah!”Teriaknya tertahan kala mendapati gadis itu kini tengah tertidur dipelukan seorang wanita paruh baya, tentunya! Dengan luka dikakinya yang sudah dibalut oleh perban. “Sstt..! Nona Jikyung baru saja terlelap”Pinta Han Ahjumma, Jonjin pun mengangguk. Ia menatap iba sang adik yang terlihat sudah menangis. Bodoh!! Bagaimana bisa Ia meninggalkan adiknya bersama Kakaknya? “Hyung.. Dimana Yesung Hyung?”Tanya Jongjin “Tuan Yesung masih dikamar”Jawab Han Ahjumma seraya mengelus lembut puncak kepala Jikyung. Jongjin pun membalikan tubuhnya, menatap geram pintu kamar yang tak jauh dari pandangannya. “Ini juga pasti berat bagi Tuan Yesung, kumohon!”Permintaan Han Ahjumma membuat tatapannya berubah, tatapan penuh kebencian itu seketika berubah begitu saja. Ia menatap sedih pintu yang dibalik sana pasti pria itu juga sedang menangis. Bahkan Ia bisa mendengar dari luar rumah ketika pria itu berteriak. “Hyung…”Lirihnya, Kenapa? Kenapa semuanya menjadi tidak terkendali seperti ini? Sungguh, Yang Ia harapkan sekarang hanya tersenyum bersama kedua saudaranya. Sampai kapan kebencian sepihak ini akan terus bermain dikeluarganya?! Ia pun melangkahkan kakinya menuju pintu tersebut kemudian memutar knop pintu tersebut. Dan yang Ia lihat pertama kali adalah sebuah kamar yang bahkan sudah tidak layak Ia sebut kamar lagi. Dimana seluruh barang-barang disana sudah hancur, Ia pun menatap Iba pria disana, pria yang tengah menunduk, “Hyung”Panggil Jongjin, namun tak ada sahutan. “Hyung.. Geumanhaeyo Jebal!”Pinta Jongjin, Yesung masih terdiam, tangannya masih mengepal “Tolong berhentilah menyakiti dirimu sendiri”Pinta Jongjin, Ia pun menepuk bahu Yesung pelan, berusaha menyalurkan kekuatannya. “Haraboeji.. Ia ingin menemuimu besok. Kuharap kau menemuinya dan sekali lagi… Tolong hentikan semua ini. Aku yakin, kau tak sepenuhnya membenci Ji-yya…”Pinta Jongjin kemudian pergi melangkahkan kakinya menjauhi ruangan ini, meninggalkan Yesung yang masih diam seribu bahasa. Mulutnya terlalu lelah untuk mengeluarkan setiap kata-kata yang tersimpan dalam hatinya.


KEESOKAN HARINYA


Disinilah Yesung sekarang, berdiri dihadapan rumah bernuansa tradisional itu. Ia pun kemudian memasuki rumah itu. “Annyeonghasemnika Haraboeji”Ujarnya sopan sambil membungkukan badannya kala mendapati pria yang sudah berumur itu sudah dihadapannya. “Eoh?! Kau datang Yesung-ahh. Ayo masuk”Ajaknya pada sang cucu, Yesung pun mengangguk kemudian mengikuti sang Kakek yang membawanya keruangan pribadinya. “Kau pasti sudah tau, kenapa aku memanggilmu kemari”Ujar pria paruh baya itu, Yesung pun mengangguk mengerti. Matanya terus saja menatap ke arah bawah, fikirannya masih bergelut dengan kejadian kemarin hari. Tentu saja, memang Yesung selama ini selalu mengacuhkan Jikyung, tapi kemarin baru pertama kalinya Ia membiarkan gadis itu terluka. “Tolong hentikan ini Yesung-ahh”Pinta sang Kakek membuat cucu tertuanya mendongak menatap sang Kakek yang kini sudah berderai dengan airmata “Haraboeji tau.. Semua ini bukan kau yang mau. Tapi Apa kau tau sesuatu?”Tanya Kakeknya, Yesung pun menatapnya heran. “Baiklah, Saat dirimu lahir.. dan Jongjin lahir.. Bukankah Ibu mu yang merawat kalian? Kalian bahkan tau sendiri, Ibu kalian lah yang memberi kalian ASI, Ibu kalian lah yang pertama kali ada disamping kalian jika kalian terjatuh kala belajar berjalan..”Tn.Kim menggantungkan ucapannya membuat Yesung menerawang begitu jauh tentang kehidupannya “Dan Ayah kalian… Ayah kalian juga selalu berada disamping kalian. Terutama kau Yesung-ahh.. Ayahmu bahkan tau bagaimana kau masuk ke sekolah menengah kala itu, bahkan Ia sendiri yang mengantarmu bukan? Lalu bagaimana dengan Jikyung? Ia bahkan tak pernah mendapatkan belaian sayang dari tangan lembut seorang Ibu. Apakah kau tak ingin mencoba untuk menggantikan sosok itu?”Tanya Sang Kakek “Jikyung.. Memiliki Han Ahjumma, ku yakin Ia baik-baik saja”Ujar Yesung, Pria paruh baya didepannya tersenyum. “Jangan lihat dia dari depan.. Dia memiliki topeng yang kuat Yesung-ahh.. Kau harus lihat berapa banyak luka yang Ia sembunyikan dibelakangnya. Cah.. Pergilah berdua bersamanya. Kakek sudah menyiapkan tiket menuju Jeju untuk kalian”Ujar Sang Kakek menyerahkan dua buah tiket “..Jongjin?”Tanya Yesung “Kau tenang saja, Jongjin bilang Ia tak mau ikut. Ia bilang sangat sibuk mengurus Coffee shopnya. Haraboeji mohon, pergilah bersamanya. Dengan ini kau akan tau, bagaimana sosoknya yang sebenarnya”Pinta Kakeknya, Yesung pun mengangguk setuju. “B..Baiklah, aku akan pergi”Jawab Yesung membuat Kakeknya tersenyum senang dan bangga kepadanya. Namun dalam lubuk hatinya.. Ia takut.. Ia takut akan menyakiti gadis itu lagi.

SKIP

Sudah 2 hari Yesung dan Jikyung, serta Kyuhyun tentunya berdiam diri di pulau Jeju. Sungguh tak ada percakapan panjang yang keluar dari mulut mereka selama ini, hanya saja sikap Yesung sudah mulai membaik pada Jikyung. Ia mengajak gadis itu untuk makan malam, terkadang mereka berjalan-jalan di pinggir pantai, seperti sekarang ini. Mereka berdua tengah menikmati indahnya angin sore dipantai. “Kakimu? Sudah membaik?”Tanya Yesung canggung, Jikyung menoleh “nde? Ahh.. Sudah lumayan”Jawab Jikyung tak kalah canggungnya. Lalu hening, hanya deruan angin yang menyapu kulih putih mereka dan bahkan helaian rambut Jikyung yang menjuntai kadang menerpa kulit wajah Yesung. “Aroma ini.. Aroma yang begitu ku rindukan, Eomma.. Kenapa aku menemukan dirimu dalam dirinya? Eomma.. Apa mungkin ini sudah saatnya? Eomma mianhae.. Maafkan aku yang tak menjaga amanatmu”Batin Yesung terus berkecamuk. Ia pun menunduk “Apakah begitu menyakitkan?”Tanya Yesung secara tiba-tiba. “Eh? A-An-Annieyo, Gwaenchanayo”Jawab Jikyung, Hati Yesung semakin mencelos, dapat Ia dengar dengan jelas. Gadis itu menggunakan bahasa yang formal kepada sang Kakak dan itu perintahnya sendiri. “Jangan gunakan bahasa itu lagi. Anggap saja aku Jongjin”Titah Yesung, Jikyung pun mengangguk pelan. Kyuhyun terheran, ada apa dengan arah pembicaraan ini. Ia pun menyentuh pundak Yesung tanpa sepengetahuan sang empu tentunya. Dan Ia cukup terkejut tentu saja, namun detik berikutnya Ia pun tersenyum kemudian meninggalkan sepasang kakak beradik ini.

“Manh-eun apeun?”Tanya Yesung sekali lagi, “An-Anniya, Nan gwaenchana”Jawab Jikyung “Kakiku sudah membaik”Lanjutnya “Bukan.. Bukan itu”Jawab Yesung membuat dahi Jikyung mengerut “Nde?”Kagetnya “Hatimu.. Apa begitu sakit? Hingga akhirnya kau tak bisa mengatakannya?”Tanya Yesung “Oppa..”Lirih Jikyung dengan mata berkaca, Yesung pun tersenyum “Ini pertama kalinya aku mendengarmu mengatakan Oppa Jikyung-ahh”Lirih Yesung dengan mata yang berkaca pula, sungguh sekarang baru Ia sadari. Betapa menyesalnya Ia sekarang setelah Ia menemukan gadis itu tertidur dengan memeluk bingkai foto keluarga kecilnya saat gadis itu masih belum terlahir. Disaat itu Ia sadar, bahwa bukan dirinyalah yang paling terluka disini, tapi gadis itu.. bahkan Ia tak pernah mengetahui kasih sayang seorang Ibu dan hanya sesaat mendapat kasih sayang dari Ayahnya, sedang dirinya? Itu bahkan sudah cukup untuk Yesung. Dan apa? Ia malah memeperlakukan adiknya sebagai seorang pembunuh? Sungguh malam itu juga, Ia merasa bahwa dirinya lah Kakak terjahat didunia ini. “Jikyung-ahh.. Apakah aku sudah menjadi kakak yang buruk untukmu?”Tanya Yesung, Jikyung menggeleng kuat, airmatanya sudah mengalir dari pelupuk matanya. “Oppa adalah Oppa terhebat yang pernah aku temui, Oppa tidaklah jahat, Oppa hanya perlu waktu”Jawab Jikyung membuat airmata Yesung menetes. Lihat? Setelah apa yang sudah Ia lakukan, gadis itu masih menganggapnya Kakak terhebat? Sungguh betapa bodohnya Ia. “Jikyung-ahh… Mianhae.. hiks.. Maafkan Oppa”Tangis Yesung akhirnya pecah, “Oppa… Oppa tak perlu meminta maaf, Oppa tak pernah salah hiks.. Oppa tidak salah. Ini salah ku hikss”Tangis Jikyung, membuat Hati Yesung semakin sakit merasakannya. Ia pun menggapai tubuh mungil gadis itu kemudian memeluknya erat untuk pertama kalinya. Ini pertama kalinya Ia merasakan kehangatan tubuh itu. Dan untuk selamanya Ia berjanji akan menjaga gadis itu. “Mianhae hiks.. Oppa berjanji takkan membuatmu menangis lagi.. hiks.. Biarkan Oppa menjagamu dan Jongjin mulai sekarang”Tangis Yesung memeluk erat Jikyung, Ia dapat merasakan dadanya sudah basah akibat airmata gadis itu. Mereka pun melepaskan pelukan mereka, Yesung menangkup wajah Jikyung, mengusap airmata yang menetes di pipi gadis mungil itu. “Ayo kita memulainya dari awal lagi hmm..”Pinta Yesung, Jikyung pun mengangguk. Yesung tersenyum. “Kau sangat mirip Ibu hm.. Seharusnya Oppa menyadari itu dari dulu.”Sesal Yesung, “Jinjja?”Tanya Jikyung antusias, Yesung pun mengangguk tersenyum. “Ceritakan Eomma.. Aku ingin mendengar tentang Eomma”Pinta Jikyung “Eoh? Apakah Han Ahjumma tidak menceritakan mengenai Eomma padamu?”Tanya Yesung, Jikyung menggeleng “Aku selalu menolaknya, karena aku tau.. Oppa pasti akan menceritakannya suatu saat nanti”Jawab Jikyung, membuat Yesung tersenyum. Ini semakin membuatnya menyesal, jika saja Ia tidak pernah mengacuhkan gadis itu mungkin Jikyung sudah mengetahui bagaimana sosok sang Ibu sejak dulu. “Baiklah.. Oppa akan menceritakannya, tapi satu syarat.. Kisseu”Goda Yesung sambil menunjuk pipinya. Jikyung terkekeh “Mwoya? Oppa..!!”Gerutu Jikyung namun detik berikutnya Ia mengecup pipi sang Oppa, membuat Yesung tersenyum menang.  Kemudian menceritakan mengenai kehidupan sang Ibu saat masih berada didunia ini. Tak jauh dari sana, seorang pria menatap mereka dengan penuh senyuman. Ia bahagia, melihat gadis itu akhirnya bisa tersenyum bahagia oleh sang Kakak. Namun detik berikutnya tiba-tiba Kyuhyun merasakan kepalanya berdenyut hebat, Ia melihat tubuhnya yang semakin menghilang. “Tidak! Ada apa ini? Apa yang terjadi?”Tanya nya panik, detik berikutnya tubuhnya bersamanya lagi, namun terus pergi datang. “Apa yang terjadi padaku?!!” Ia pun memejamkan matanya erat, dan hingga akhirnya…



T.B.C.

Tidak ada komentar: