Tittle : Butterfly
(버터 플라이)
Cast :
Cho Kyu Hyun
Kim Ji Kyung
Lee Dong Hae
Other Cast: Kim Jong Woon(Yesung), Kim Jong Jin
Genre: Sad,
Fantasy, Little Comedy, Family, ETC
FB: Nevi Marliani
Author: N규
Twitter:
@Monstar001126
Length : Series
Rated : Teen(s)
WARNING : Typo(s)
Mohon maaf bila ada
kekurangan dan kesamaan cerita/Nama secara tidak sengaja^^
Ah ya, kalau ada
tulisan tebal miring/? Itu artinya Flashback ya^^
Photo Edited By
Author
Jangan lupa juga
kunjungi blog Author (neviland.blogspot.co.id)
It’s Just FICTION
~~
Happy Reading ^^
PART
5
“Awan begitu dingin, tak
ada tempat bagiku untuk bersandar. Aku mencari cinta yang akan merangkul bahuku,
Maukah kau memelukku?”
ބ Butterfly ( 버터 플라이) ބ
Burung
pagi berkicau, berterbangan bersamaan dengan dedaunan kering yang terjatuh dari
sang empu. Yesung terbangun dari tidurnya, Ia mengucek matanya perlahan
kemudian menatap jam yang berada tepat dimeja nakas, disebelah ranjangnya,
dilihatnya juga kalender disana. Kemudian berdiri menghampiri knop pintu kamar
mandinya, mencuci mukanya sebentar, setelah itu pergi ke lantai bawah, yah..
untungnya hari ini, . Ia menuruni tangga rumahnya, tangannya Ia masukan kedalam
saku celana tidurnya, ditambah kaos v-neck putihnya yang membalut ditubuh
kekarnya, rambut hitamnya yang masih teracak-acak menambah kesan tampan dan
berkarisma dalam dirinya, yah.. walaupun pria itu belum mandi, tetap saja.
Setiap gadis atau wanita pasti akan tertarik padanya, namun sayang. Sifat
dingin dan cueknya lah yang membuat para gadis mengurungkan niat mereka untuk
mendekati pria itu. Setiap gadis pasti akan selalu memundurkan langkah mereka
jika melihat tatapannya, termasuk Jikyung. Sang Adik. Namun, alasan itu
berbeda. Yesung, sudah terlanjur membenci adiknya, cukup miris memang mengingat
Yesung dulu sangat menyayangi adiknya.. Jikyung, ketika masih didalam
kandungan. Namun, rasa sayang itu lenyap ketika Sang Ibu yang sedari dulu
merawat dan menyayanginya dan keluarganya pergi untuk selamanya demi untuk
melahirkan bayi perempuan yang lain tak lain adalah Jikyung. Ditambah kejadian
sang Ayah yang semakin membuatnya membenci gadis itu.
Yesung
menggelengkan kepalanya kasar, menepis semua bayang-bayang yang menjadi derita
dan rasa sakitnya. Ia kemudian terhenti didepan meja makan, Ia tertegun melihat
seseorang itu sedang duduk dimeja makan membelakanginya, tengah berbicara..
Sendirian. “YAKK!! Berhentilah mencubiti pipiku!! Appo!!”Teriak gadis itu
seakan ada seseorang disampingnya, Yesung mengerutkan keningnya heran, “Gadis itu kenapa?”Batinnya. Namun Ia
segera tak memepedulikan hal itu dan langsung menarik kursi utama dimeja makan
itu membuat gadis itu terlonjak kaget. “Oppa!”Kaget Jikyung, Yesung menatap
tajam gadis manis itu. Jikyung yang tersadar segera menundukan kepalanya “Jo-Joesonghabnida..”Ucapnya
takut sambil menundukan kepalanya. Yesung pun mulai menyantap sarapannya,
begitupula Jikyung. Namun, pria itu menyadari sesuatu. Ia kemudian melihat ke
kursi yang biasa diduduki Jongjin, Jikyung yang seakan menyadari keheranan
Yesung pun segera membuka mulutnya “Jongjin Oppa langsung pergi ke Mouse Rabit,
Ia bilang hari ini akan sibuk.”Ucap Jikyung, namun Yesung hanya diam. “Pelayan
Kwon!”Panggilnya, seorang pria dengan usia yang terlihat sudah berkepala lima
pun menghampirinya. “Ada yang bisa saya bantu tuan?”Tanya Sang Kepala Pelayan
yang sudah bekerja bertahun-tahun ditempat ini. “Jongjin-ie Eoddie?”Tanya
Yesung, Pelayan Kwon diam kemudian menatap Jikyung yang kini tersenyum, namun
Ia yakin dibalik senyum itu, hati gadis itu masih kecewa, Kakaknya.. tak
mendengarkannya sama sekali. “Tuan Jongjin sudah berangkat menuju Coffee
Shopnya Tuan”Jawab Pelayan Kwon. Yesung pun mengangguk mengerti, kemudian
melanjutkan sarapannya. Kyuhyun.. Ia masih duduk disebelah Jikyung, memandang
gadis itu Iba. “Ada apa sebenarnya?
Kenapa Oppa nya tak meresponnya?” Batinnya bertanya-tanya. Yesung akhirnya
beranjak setelah menyelesaikan sarapannya. “Ji!! Dia itu pendiam sekali? Atau
dia tuli?”Keluh Kyuhyun “YAK! Berhenti mengatainya!! Dia Oppa ku!!”Kesal
Jikyung “Atau jangan-jangan kau….”Kyuhyun menggantung kalimatnya, “Aku
apa?”Tanya Jikyung “Kau hantu!! Karena itu dia tak mendengarmu”Lanjut Kyuhyun
“Berhenti bermain-main hantu lupa ingatan!!”Gerutu Jikyung ‘PAKK!’ “Ye? Nona
tak apa?”Tanya seseorang seraya menepuk bahunya perlahan “E-Eh? Han
Ahjumma”Kagetnya mendapati seorang wanita paruhbaya yang sudah bekerja dirumah
ini sejak Yesung Lahir dan juga sedari kecil sudah merawatnya. “Ak-Aku
baik-baik saja! Ehehe~ OMO! Ahjumma Kau mau membawakan Oppa kopi ya? Sini biar
aku saja”Tawar Jikyung “Eh? Tapikan…”Ahjumma Han terlihat tersenyum memandangi
gadis dihadapannya tengah menunjukan puppy eyesnya. “hmm.. Baiklah, tapi Nona
harus berjanji tak akan ceroboh hm”Pinta nya, Jikyung mengangguk senang
kemudian mengambil alih nampan berisi kopi dan camilan pagi Yesung, lalu
membawanya ke lantai atas dan tentu saja.. dengan Kyuhyun yang terus
membututinya. Han Ahjumma hanya dapat tersenyum “Tuhan.. Lindungi Nona Jikyung
selalu, tolong buat dia tersenyum bahagia. Tolong buat Tuan muda Yesung
menyayanginya.”Doa wanita itu dengan mata yang berkaca-kaca.
‘TOKK..
TOKK…’ Yesung melirik pintu kamarnya yang diketuk di arah lain,
“Masuk!”Titahnya masih fokus dengan berkas-berkasnya yang Ia bawa kerumah.
“Oppa.. Kopinya datang”Ujar seseorang membuatnya menoleh cepat, Ia pun kemudian
menghembuskan nafasnya kesal. Kemudian kembali dengan berkas-berkasnya. Jikyung
pun dengan hati-hati membawakan kopi Yesung dengan hati-hati hingga Ia dengan tak
sengaja menyenggol ujung meja nakas didekatnya dan ‘PRANGG!!’ ‘BYURR’ Yesung
segera menoleh kearah gadis itu. Matanya membulat dengan sempurna kemudian
berjalan menghampirinya.. Tidak! Tepatnya menghampiri sebuah bingkai foto yang
kini sudah pecah berantakan. “YAKKK!!!”Teriak Yesung kesal, tak mempedulikan
seberapa terlukanya kini Jikyung yang kakinya sudah tersiram kopi panas tadi.
Jikyung menatapnya takut, Ia sesekali meringis kesakitan kala kakinya sudah
mulai melepuh, airmatanya sudah membendung sungai kecil yang siap meluncur
lagi. Yesung mendesah pelan, kemudian menatap tajam Jikyung “Bisakah kau tak
mengusikku sehari saja?!”Tanya Yesung “Wae?!!! Wae?!!!”Teriaknya pada gadis
yang kini tengah menunduk itu. “Mi-Mianhae hiks”Tangis Jikyung “Mianhae Oppa..”Lanjut
Jikyung, Yesung tertawa sinis “Mw-Mwo? Oppa? Naega Neo Oppa Anniya!! Adikku
takkan pernah membunuh orangtuaku! Kau bukan adikku!!”Bentak Yesung kasar
‘DEG..’Ucapan itu benar-benar menusuk ulu hati Jikyung, Ia pun menunduk
berusaha menyembunyikan airmatanya dan ‘BRAK..’ Seketika pintu nya pun kini
sudah terbuka dengan kasarnya. “NONA!!”Teriak Han Ahjumma yang segera
menghampiri tubuh Jikyung. “Nona.. Nona gwaenchanayo?”Tanya Han Ahjumma
khwatir, Ia pun segera membantu gadis yang masih menunduk ketakutan itu untuk
segera berdiri. “Kenapa diam! Cepat bantu!”Titah Ahjumma Han pada pelayan yang
tak jauh dari mereka. “JANGAN!! Jangan bantu dia!”Titah Yesung membuat semua
pelayan disana terkejut, termasuk Han Ahjumma “Tuan Yesung!!”Gertak Han Ahjumma
sudah tak tahan dengan sikap Yesung. “Han Ahjumma!! Ini perintah!!”Teriak
Yesung “Gwaenchanayo Ahjumma.. Biar aku sendiri saja”Tawar Jikyung mengusap
kasar airmatanya dan berusaha untuk tersenyum. Kyuhyun mengepalkan tangannya,
Ia kesal.. Ia sungguh tak tahan melihat gadis itu bersikap seolah baik-baik
saja. “Brengsek kau Kim Yesung!”Lirihnya, Yesung terperanjat, Suara apa itu?
Begitupula beberapa pelayan disana termasuk Han Ahjumma. “Ayo Nona, saya obati
luka anda”Ujar Han Ahjumma, tapi Jikyung menggeleng kemudian membereskan
pecahan-pecahan kaca dan gelas yang berserakan. “Jikyung-ahh Geumanhae!!”Titah
Kyuhyun yang hanya dapat didengar Jikyung, untuk kesekian kalinya lagi Jikyung
menggeleng dengan airmatanya yang terus menetes. “Maaf Tuan Yesung, Saya tak
bisa menuruti perintah anda”Ujar Han Ahjumma segera memapah Jikyung keluar dari
kamar pria itu.
“Jika saja aku dapat
menyentuhmu, mungkin kau sudah ku habisi!!” Kyuhyun masih menatap geram Yesung,
kemudian Ia pun keluar, pergi mengikuti Jikyung. Yesung kemudian terdiam
menunduk, kemudian menggapai bingkai foto keluarganya. Terlihat Jongjin, Serta
Ibunya dengan perut buncit nya tengah terduduk disofa merah, Wanita yang kerap
Ia sebut ‘Ibu’ itu tengah menyunggingkan senyumnya dengan tangan kirinya yang
mengelus perut nya yang tengah mengandung anak perempuannya dan tangan kanannya
Ia simpan dibahu kecil Jongjin yang masih dua tahun. Sedangkan dirinya dan sang
Ayah tengah berdiri dibelakang kedua orang yang mereka sayangi. Senyuman itu
terukir jelas di balik bingkai foto yang sudah hancur itu. Satu-satunya barang
paling berharga yang dapat Ia peluk dan bawa kemanapun, tangannya mengepal,
matanya berkaca-kaca “Eomma.. Appa…
Mianhae”Lirihnya seraya airmatanya yang meluncur dipipinya. Persetan dengan
kata-kata bahwa lelaki tak boleh menangis, karena nyatanya… Ini sangat
menyakitkan.. Ia teringat pesan sang Ibu disaat detik-detik terakhir wanita
itu. Ibunya memintanya untuk menjaga kedua adiknya, tapi apa?! Ia tak bisa
memenuhi permintaan terakhir sang Ibu. Karena bagaimana bisa? Bagaimana bisa Ia
menjaga seseorang yang telah Ia anggap membunuh Ibunya sendiri? Tangannya
mengepal kuat berusaha untuk menyalurkan seluruh emosinya. Sebenarnya, bukan
dirinyalah yang ingin membenci gadis itu, tapi bagaimana lagi? Kebencian itu
sudah tumbuh didalam dirinya. “AGHHH!!!”Teriaknya sambil memukul meja nakas
didekatnya, Ia sudah tak peduli lagi jika tangannya terluka.
DITEMPAT LAIN_
Jongjin
segera keluar dari mobilnya, Tak bertele-tele, Ia pun segera berlari menuju
pintu rumahnya. Ia sangat panik, kala Ketua pelayan Kwon menghubunginya dan
memberitaukannya segalanya tadi. Ia sangat takut.. takut jika sang Kakak
menyakiti adik kecilnya. “Jikyung-ah!”Teriaknya tertahan kala mendapati gadis
itu kini tengah tertidur dipelukan seorang wanita paruh baya, tentunya! Dengan
luka dikakinya yang sudah dibalut oleh perban. “Sstt..! Nona Jikyung baru saja
terlelap”Pinta Han Ahjumma, Jonjin pun mengangguk. Ia menatap iba sang adik
yang terlihat sudah menangis. Bodoh!! Bagaimana bisa Ia meninggalkan adiknya
bersama Kakaknya? “Hyung.. Dimana Yesung Hyung?”Tanya Jongjin “Tuan Yesung
masih dikamar”Jawab Han Ahjumma seraya mengelus lembut puncak kepala Jikyung.
Jongjin pun membalikan tubuhnya, menatap geram pintu kamar yang tak jauh dari
pandangannya. “Ini juga pasti berat bagi Tuan Yesung, kumohon!”Permintaan Han
Ahjumma membuat tatapannya berubah, tatapan penuh kebencian itu seketika
berubah begitu saja. Ia menatap sedih pintu yang dibalik sana pasti pria itu
juga sedang menangis. Bahkan Ia bisa mendengar dari luar rumah ketika pria itu
berteriak. “Hyung…”Lirihnya, Kenapa? Kenapa semuanya menjadi tidak terkendali
seperti ini? Sungguh, Yang Ia harapkan sekarang hanya tersenyum bersama kedua
saudaranya. Sampai kapan kebencian sepihak ini akan terus bermain
dikeluarganya?! Ia pun melangkahkan kakinya menuju pintu tersebut kemudian
memutar knop pintu tersebut. Dan yang Ia lihat pertama kali adalah sebuah kamar
yang bahkan sudah tidak layak Ia sebut kamar lagi. Dimana seluruh barang-barang
disana sudah hancur, Ia pun menatap Iba pria disana, pria yang tengah menunduk,
“Hyung”Panggil Jongjin, namun tak ada sahutan. “Hyung.. Geumanhaeyo
Jebal!”Pinta Jongjin, Yesung masih terdiam, tangannya masih mengepal “Tolong
berhentilah menyakiti dirimu sendiri”Pinta Jongjin, Ia pun menepuk bahu Yesung
pelan, berusaha menyalurkan kekuatannya. “Haraboeji.. Ia ingin menemuimu besok.
Kuharap kau menemuinya dan sekali lagi… Tolong hentikan semua ini. Aku yakin,
kau tak sepenuhnya membenci Ji-yya…”Pinta Jongjin kemudian pergi melangkahkan
kakinya menjauhi ruangan ini, meninggalkan Yesung yang masih diam seribu
bahasa. Mulutnya terlalu lelah untuk mengeluarkan setiap kata-kata yang
tersimpan dalam hatinya.
KEESOKAN HARINYA
Disinilah
Yesung sekarang, berdiri dihadapan rumah bernuansa tradisional itu. Ia pun
kemudian memasuki rumah itu. “Annyeonghasemnika Haraboeji”Ujarnya sopan sambil
membungkukan badannya kala mendapati pria yang sudah berumur itu sudah
dihadapannya. “Eoh?! Kau datang Yesung-ahh. Ayo masuk”Ajaknya pada sang cucu, Yesung
pun mengangguk kemudian mengikuti sang Kakek yang membawanya keruangan
pribadinya. “Kau pasti sudah tau, kenapa aku memanggilmu kemari”Ujar pria paruh
baya itu, Yesung pun mengangguk mengerti. Matanya terus saja menatap ke arah
bawah, fikirannya masih bergelut dengan kejadian kemarin hari. Tentu saja,
memang Yesung selama ini selalu mengacuhkan Jikyung, tapi kemarin baru pertama
kalinya Ia membiarkan gadis itu terluka. “Tolong hentikan ini Yesung-ahh”Pinta
sang Kakek membuat cucu tertuanya mendongak menatap sang Kakek yang kini sudah
berderai dengan airmata “Haraboeji tau.. Semua ini bukan kau yang mau. Tapi Apa
kau tau sesuatu?”Tanya Kakeknya, Yesung pun menatapnya heran. “Baiklah, Saat
dirimu lahir.. dan Jongjin lahir.. Bukankah Ibu mu yang merawat kalian? Kalian
bahkan tau sendiri, Ibu kalian lah yang memberi kalian ASI, Ibu kalian lah yang
pertama kali ada disamping kalian jika kalian terjatuh kala belajar
berjalan..”Tn.Kim menggantungkan ucapannya membuat Yesung menerawang begitu
jauh tentang kehidupannya “Dan Ayah kalian… Ayah kalian juga selalu berada
disamping kalian. Terutama kau Yesung-ahh.. Ayahmu bahkan tau bagaimana kau
masuk ke sekolah menengah kala itu, bahkan Ia sendiri yang mengantarmu bukan?
Lalu bagaimana dengan Jikyung? Ia bahkan tak pernah mendapatkan belaian sayang
dari tangan lembut seorang Ibu. Apakah kau tak ingin mencoba untuk menggantikan
sosok itu?”Tanya Sang Kakek “Jikyung.. Memiliki Han Ahjumma, ku yakin Ia
baik-baik saja”Ujar Yesung, Pria paruh baya didepannya tersenyum. “Jangan lihat
dia dari depan.. Dia memiliki topeng yang kuat Yesung-ahh.. Kau harus lihat
berapa banyak luka yang Ia sembunyikan dibelakangnya. Cah.. Pergilah berdua
bersamanya. Kakek sudah menyiapkan tiket menuju Jeju untuk kalian”Ujar Sang
Kakek menyerahkan dua buah tiket “..Jongjin?”Tanya Yesung “Kau tenang saja,
Jongjin bilang Ia tak mau ikut. Ia bilang sangat sibuk mengurus Coffee shopnya.
Haraboeji mohon, pergilah bersamanya. Dengan ini kau akan tau, bagaimana
sosoknya yang sebenarnya”Pinta Kakeknya, Yesung pun mengangguk setuju.
“B..Baiklah, aku akan pergi”Jawab Yesung membuat Kakeknya tersenyum senang dan
bangga kepadanya. Namun dalam lubuk hatinya.. Ia takut.. Ia takut akan
menyakiti gadis itu lagi.
SKIP
Sudah
2 hari Yesung dan Jikyung, serta Kyuhyun tentunya berdiam diri di pulau Jeju.
Sungguh tak ada percakapan panjang yang keluar dari mulut mereka selama ini,
hanya saja sikap Yesung sudah mulai membaik pada Jikyung. Ia mengajak gadis itu
untuk makan malam, terkadang mereka berjalan-jalan di pinggir pantai, seperti
sekarang ini. Mereka berdua tengah menikmati indahnya angin sore dipantai.
“Kakimu? Sudah membaik?”Tanya Yesung canggung, Jikyung menoleh “nde? Ahh..
Sudah lumayan”Jawab Jikyung tak kalah canggungnya. Lalu hening, hanya deruan
angin yang menyapu kulih putih mereka dan bahkan helaian rambut Jikyung yang
menjuntai kadang menerpa kulit wajah Yesung. “Aroma ini.. Aroma yang begitu ku rindukan, Eomma.. Kenapa aku
menemukan dirimu dalam dirinya? Eomma.. Apa mungkin ini sudah saatnya? Eomma mianhae..
Maafkan aku yang tak menjaga amanatmu”Batin Yesung terus berkecamuk. Ia pun
menunduk “Apakah begitu menyakitkan?”Tanya Yesung secara tiba-tiba. “Eh?
A-An-Annieyo, Gwaenchanayo”Jawab Jikyung, Hati Yesung semakin mencelos, dapat
Ia dengar dengan jelas. Gadis itu menggunakan bahasa yang formal kepada sang
Kakak dan itu perintahnya sendiri. “Jangan gunakan bahasa itu lagi. Anggap saja
aku Jongjin”Titah Yesung, Jikyung pun mengangguk pelan. Kyuhyun terheran, ada
apa dengan arah pembicaraan ini. Ia pun menyentuh pundak Yesung tanpa
sepengetahuan sang empu tentunya. Dan Ia cukup terkejut tentu saja, namun detik
berikutnya Ia pun tersenyum kemudian meninggalkan sepasang kakak beradik ini.
“Manh-eun
apeun?”Tanya Yesung sekali lagi, “An-Anniya, Nan gwaenchana”Jawab Jikyung
“Kakiku sudah membaik”Lanjutnya “Bukan.. Bukan itu”Jawab Yesung membuat dahi
Jikyung mengerut “Nde?”Kagetnya “Hatimu.. Apa begitu sakit? Hingga akhirnya kau
tak bisa mengatakannya?”Tanya Yesung “Oppa..”Lirih Jikyung dengan mata berkaca,
Yesung pun tersenyum “Ini pertama kalinya aku mendengarmu mengatakan Oppa
Jikyung-ahh”Lirih Yesung dengan mata yang berkaca pula, sungguh sekarang baru
Ia sadari. Betapa menyesalnya Ia sekarang setelah Ia menemukan gadis itu
tertidur dengan memeluk bingkai foto keluarga kecilnya saat gadis itu masih
belum terlahir. Disaat itu Ia sadar, bahwa bukan dirinyalah yang paling terluka
disini, tapi gadis itu.. bahkan Ia tak pernah mengetahui kasih sayang seorang
Ibu dan hanya sesaat mendapat kasih sayang dari Ayahnya, sedang dirinya? Itu
bahkan sudah cukup untuk Yesung. Dan apa? Ia malah memeperlakukan adiknya
sebagai seorang pembunuh? Sungguh malam itu juga, Ia merasa bahwa dirinya lah
Kakak terjahat didunia ini. “Jikyung-ahh.. Apakah aku sudah menjadi kakak yang
buruk untukmu?”Tanya Yesung, Jikyung menggeleng kuat, airmatanya sudah mengalir
dari pelupuk matanya. “Oppa adalah Oppa terhebat yang pernah aku temui, Oppa
tidaklah jahat, Oppa hanya perlu waktu”Jawab Jikyung membuat airmata Yesung
menetes. Lihat? Setelah apa yang sudah Ia lakukan, gadis itu masih
menganggapnya Kakak terhebat? Sungguh betapa bodohnya Ia. “Jikyung-ahh…
Mianhae.. hiks.. Maafkan Oppa”Tangis Yesung akhirnya pecah, “Oppa… Oppa tak
perlu meminta maaf, Oppa tak pernah salah hiks.. Oppa tidak salah. Ini salah ku
hikss”Tangis Jikyung, membuat Hati Yesung semakin sakit merasakannya. Ia pun
menggapai tubuh mungil gadis itu kemudian memeluknya erat untuk pertama
kalinya. Ini pertama kalinya Ia merasakan kehangatan tubuh itu. Dan untuk
selamanya Ia berjanji akan menjaga gadis itu. “Mianhae hiks.. Oppa berjanji
takkan membuatmu menangis lagi.. hiks.. Biarkan Oppa menjagamu dan Jongjin
mulai sekarang”Tangis Yesung memeluk erat Jikyung, Ia dapat merasakan dadanya
sudah basah akibat airmata gadis itu. Mereka pun melepaskan pelukan mereka,
Yesung menangkup wajah Jikyung, mengusap airmata yang menetes di pipi gadis
mungil itu. “Ayo kita memulainya dari awal lagi hmm..”Pinta Yesung, Jikyung pun
mengangguk. Yesung tersenyum. “Kau sangat mirip Ibu hm.. Seharusnya Oppa
menyadari itu dari dulu.”Sesal Yesung, “Jinjja?”Tanya Jikyung antusias, Yesung
pun mengangguk tersenyum. “Ceritakan Eomma.. Aku ingin mendengar tentang
Eomma”Pinta Jikyung “Eoh? Apakah Han Ahjumma tidak menceritakan mengenai Eomma
padamu?”Tanya Yesung, Jikyung menggeleng “Aku selalu menolaknya, karena aku
tau.. Oppa pasti akan menceritakannya suatu saat nanti”Jawab Jikyung, membuat
Yesung tersenyum. Ini semakin membuatnya menyesal, jika saja Ia tidak pernah
mengacuhkan gadis itu mungkin Jikyung sudah mengetahui bagaimana sosok sang Ibu
sejak dulu. “Baiklah.. Oppa akan menceritakannya, tapi satu syarat..
Kisseu”Goda Yesung sambil menunjuk pipinya. Jikyung terkekeh “Mwoya?
Oppa..!!”Gerutu Jikyung namun detik berikutnya Ia mengecup pipi sang Oppa,
membuat Yesung tersenyum menang.
Kemudian menceritakan mengenai kehidupan sang Ibu saat masih berada
didunia ini. Tak jauh dari sana, seorang pria menatap mereka dengan penuh senyuman.
Ia bahagia, melihat gadis itu akhirnya bisa tersenyum bahagia oleh sang Kakak.
Namun detik berikutnya tiba-tiba Kyuhyun merasakan kepalanya berdenyut hebat,
Ia melihat tubuhnya yang semakin menghilang. “Tidak! Ada apa ini? Apa yang
terjadi?”Tanya nya panik, detik berikutnya tubuhnya bersamanya lagi, namun
terus pergi datang. “Apa yang terjadi padaku?!!” Ia pun memejamkan matanya
erat, dan hingga akhirnya…
T.B.C.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar