Selasa, 08 Maret 2016

COLORS [ FANFICTION ONESHOOT | YESUNG - JI KYUNG COUPLE ]




Tittle : Colors
Cast :

Kim Jong Woon (Yesung)
Lee Ji Kyung
Nam/Lee Ji Yeon

Genre: Sad, Angst, ETC
FB: Nevi Marliani
Author: N
Twitter: @Monstar001126
Length : Oneshoot
Rated : Teen(s)                           
WARNING : Typo(s)
Mohon maaf bila ada kekurangan dan kesamaan cerita/Nama secara tidak sengaja^^
Ah ya, kalau ada tulisan tebal miring/? Itu artinya Flashback ya^^
Photo Edited By Author
Jangan lupa juga kunjungi blog Author (neviland.blogspot.co.id)
It’s Just FICTION
Song: DAY6 - Colors
~~
Happy Reading ^^


“Dijalan yang gelap ini, aku tak bisa melihat satu langkah maju! Aku tak bisa melihat apapun! Aku tak bisa merasakan apapun! Aku mencoba mengulurkan tanganku untuk menangkapmu tapi kau semakin menjauh”

~ COLORS ~

Mereka semua bilang manusia adalah makhluk sosial, mereka bilang manusia takkan pernah bisa hidup tanpa adanya bantuan orang lain. Lalu bagaimana dengannya? Bagaimana dengan gadis itu? Gadis yang bahkan merasa hidupnya sudah sangat kosong, bahkan dirinya sudah tak merasakan lagi artinya dari kehidupan yang sebenarnya. Ia tak memiliki siapapun lagi, Ibunya telah meninggal ketika Ia masih duduk dibangku Sekolah Menengah Pertama, hingga akhirnya Sang Ayah memutuskan untuk menikah kembali bersama seorang wanita lain, dimana wanita itu telah memiliki seorang gadis perempuan yang cantik dan lebih tua darinya. Tidak.. Tidak! Jangan berfikiran bahwa Lee Ji Kyung adalah seorang cinderella yang disiksa oleh Ibu dan Kakak tirinya. Kedua wanita itu sangatlah baik dan lembut, bahkan Jikyung menganggap Jiyeon adalah kakak kandungnya sendiri. Ia sangat menyayangi mereka, Tn. Lee, Ibunya, Ibu tirinya juga Jiyeon… Dan Juga Kim Jong Woon, sahabatnya sejak kecil.




Jikyung telah lama menyimpan rasa untuk Jongwoon, bahkan diam-diam Ia sering memotret diri Jongwoon tanpa sepengetahuannya, tapi keberaniannya untuk mengungkapkan isi hatinya sangatlah kecil, dan curahannya adalah hanya sebuah ruangan kecil didalam kamarnya, dimana terdapat banyak sekali foto-foto Jongwoon dan Note-note yang tertempel didalamnya. Bukan, dia bukan seorang psycho atau semacamnya. Ia hanya seorang gadis lemah yang hanya dapat memandangi orang yang Ia cintai dari kejauhan, menurutnya Yesung atau Jongwoon ini memiliki aura tersendiri, bahkan Ia selalu merasa tenang jika berada didekatnya. Lee Ji Kyung akan selalu merasa hidup jika bersama Jongwoon. Jongwoon adalah satu-satunya harapannya sekarang, lalu bagaimana dengan Appanya? Oh, jangan ditanyakan!! Tn. Lee kini sudah sangat berubah menurut Jikyung. Sejak pernikahannya dengan Eomma Ji Yeon. Tn.Lee semakin melupakannya, semakin jauh dari jangkauannya, bahkan Ia sering lupa untuk memperingati hari kematian Ibunya, jangankan memperingati.. berkunjung ke makam wanita yang sangat Ia cintai dulu saja sudah lupa. Berbeda dengan sang Ayah, setiap harinya Jikyung selalu membawakan bunga lily kemakam wanita yang telah melahirkannya ini. Seperti hari ini, Ia tengah terduduk disamping makam wanita itu.
“Eomma.. Bagaimana kabarmu?”Gumam Jikyung, mati-matian menahan perasaannya.
“Aku merindukanmu…”Entah untuk kesekian kalinya Jikyung berkata seperti itu
“Eomma tau.. hidupku semakin tak menentu saja, aku seperti orang gila yang kehilangan arah, aku bahkan tak tau apa yang harus ku lakukan lagi…”Jikyung mencoba tersenyum, menahan genanga air yang siap meluncur ke pipinya.
“…Appa-ga… Sekarang Appa telah berubah!”Hatinya semakin tertohok kala mengucapkan kalimat tersebut, mengingat betapa kejamnya Appa nya yang menamparnya beberapa hari lalu hanya karena Ia membentak Ibu tirinya. Itupun karena Ia tengah lelah dan tak sengaja membentaknya.
“Eomma.. Eotteokhe?”Lirih Jikyung, hingga akhirnya airmata itu mengalir dipipi yang semakin tirus itu.
“Kenapa Eomma tak membawaku?”tanya Jikyung terisak, dalam hatinya Ia meraung-raung penuh kesakitan. Setelah Appanya, kini bahkan Jongwoon ikut andil pergi dari hidupnya. Ia ingat betul ketika beberapa minggu yang lalu keluarga mereka dipertemukan dalam sebuah acara makan malam, acara yang Ia kira untuk dirinya.

FLASHBACK ON

Jikyung terduduk disebuah bangku  disalah satu restoran mewah di Seoul. Bersama keluarga ‘baru’nya. Senyumnya terukir kala Ia mengingat perkataan sang Ayah. Bahwa keluarga mereka akan mengadakan makan malam bersama Keluarga Yesung untuk membahas perjodohan. “Eoh! Kau sudah datang Tn.Lee”Suara berat seorang paruh baya membuatnya mendongak, kemudian bangkit. “Annyeong haseyo~”Sapanya “Aigoo.. Jikyung-ahh bagaimana kabarmu eoh?”Sapa Ny.Kim langsung berhambur memeluk putri dari mendiang sahabatnya. “Kau sangat cantik, seperti mendiang Ibumu.. kau mengingatkanku padanya! Aigoo.. kenapa kau jarang main ke rumah kami eoh?”Protes Ny. Kim membuat Jikyung tersenyum malu. “Annyeong haseyo”Tn.Kim dan Ny.Kim segera mengalihkan pandangannya kala mendengar suara itu. Mereka kemudian tersenyum, menyapa anggota keluarga Lee yang baru. “OMO~ Apakah kau Jiyeon? Kau sangat cantik, aku sering mendengarmu dari Yesung”Goda Ny.Kim mendapat delikan dari putranya “Eomma!!”Sergah Yesung. “Sudahlah mari kita makan malam dulu”Ajak Tn.Lee.
Setelah menghabiskan makanan mereka, mereka akhirnya berbincang-bincang ringan sejenak. “..Bagaimana tentang perjodohan yang sudah kita janjikan?”Usul Tn.Lee “Ah geurae!! Kenapa kita melupakannya, padahal itu menjadi alasan kita disini.”Tawa Tn.Kim. “Baiklah.. kau tau sendirikan siapa yang akan ku jadikan calon menantu untuk kalian, Kurasa aku bisa memberikan kepercayaan untuk Yesung”Ujar Tn.Kim, membuat jantung Jikyung berdegup kencang. Yesung akan dijodohkan? Apakah dengannya? Ah.. Tentu saja, bukankah Yesung telah bersahabat dengannya sejak lama, mungkin saja mereka telah merencanakannya sekian lama. Jikyung hanya mampu tersenyum geli diam-diam. “Ah.. Aku sangat senang, kurasa dia juga sangat cocok dengan Uri Jiyeon”
‘DEG…’Ulu hatinya terhantam berton-ton batu, rasanya sakit sekali kala Appanya mengatakan hal seperti itu. Apakah Ia telah melupakan dirinya? Bukankah Appanya juga tau bahwa Ia menyukai Yesung diam-diam? “Ahh.. Kurasa kau benar Lee, Yesung sangat cocok dengan Jiyeon”Ucapan Ny.Kim membuat beban dihatinya semakin bertambah, hatinya semakin sakit. Semakin diam, matanya semakin berair. Setelah Ibu, Ayahnya.. Kini Tuhan ingin membuat Yesung pergi dari hidupnya? Kenapa? Kenapa begitu? Kenapa harus Yesung. “Maaf Aku permisi sebentar!”Ujar Jikyung cepat meninggalkan meja yang masih dipenuhi kegembiraan itu. Berbeda dengan dirinya, airmatanya kini sudah mengalir kesekian kalinya. Apakah Ia harus menangis lagi? Lalu sekarang siapa sandarannya? Ia sudah tak memiliki siapapun lagi! Seorang Ayah yang sangat perhatian dan menyayanginya dulu sudah menghilang bak ditelan bumi. Dan kini satu-satunya harapannya juga harus pergi ke sisi lain seseorang? Sungguh sangat sempurna kehidupan Jiyeon, memiliki seorang Ibu yang baik, mempunyai Ayah tiri yang menyayanginya dan juga dijodohkan dengan pria yang adiknya cintai. Sangat sempurna, gumam Jikyung yang kini tengah terduduk disebuah ayunan tak jauh dari restoran tersebut.
‘PUKK..’Sebuah pukulan kecil menepuk bahunya, membuatnya menoleh sebentar. Kemudian menatap lurus lagi kedepan.
“Sempurna apanya?”Tanya orang itu seraya duduk disamping ayunannya.
“Bukan apa-apa”Jawab Jikyung
“Kau main rahasia-rahasiaan ya denganku?”Canda Yesung
“Kau kenapa?”Heran Yesung yang mendapatkan keterdiaman Jikyung.
“Tak apa”Jawab Jikyung, yang semakin membuat Yesung berkerut kening. Jikyung kemudian menoleh ke arah Yesung, dan yang ia dapatkan adalah sebuah senyuman indah, penuh warna. Berbeda dengan hidupnya yang seperti film hitam putih.
“Kau kenapa?”Tanya Yesung lagi, Jikyung menggeleng, Ia kemudian menghela nafasnya berat, berusaha menahan airmatanya agar tak menetes dihadapan orang yang dicintainya. “Kurasa kau sakit Jikyung-ahh”Lanjut Yesung
“Mengenai perjodohan itu, apa kau setuju?”Jikyung mengalihkan pembicaraan
“Ahh.. perjodohan tadi!”Yesung menggaruk tengkuknya yang tak gatal kemudian tersenyum.
“Sepertinya begitu…”Dan lagi-lagi Jikyung harus menelah kenyataan pahit yang harus Ia pikul sendirian! Ia akan kehilangan warna nya lagi!
“Kau mencintai Jiyeon?”Tanya Jikyung
“Hem.. Aku mencintainya!!”

Dan Jikyung hanya dapat berdiam diri, menahan kesakitan didalam hatinya. Menahan airmata yang akan terjatuh, Apa yang harus ku lakukan? Apa yang bisa ku lakukan tanpamu? Apa yang harus ku lakukan? Begitulah isi hatinya saat ini.

FLASHBACK OFF

“Jika kau bisa, selamatkan aku! Warnai aku seperti matahari tenggelam yang merah itu jadi aku tak akan kehilangan diriku sendiri dalam hidupku yang dipenuhi dengan coretan ini..”


Jikyung menghembuskan nafasnya kala mengingat hal itu lagi, hari ini Ia tengah terduduk disebuah café yang sering Ia datangi dengan Yesung. Hari ini Ia bertekad menyatakannya, Ia tak bisa hanya diam kala hatinya meronta kesakitan. Semua itu tak semudah yang kalian fikirkan, rasanya bahkan seperti tertimpa beban berat. ‘Kring…’Hingga suara dentingan bel dan pintu yang bertabrakan membuatnya menoleh, yang Ia dapati adalah Yesung, tanpa Jiyeon! Karena sejak malam itu, mereka terus menempel bak pasangan kekasih sungguhan.
Yesung mendatangi bangku Jikyung, kemudian duduk didepannya. Menyesap coffee milik Jikyung sedikit, memang sudah menjadi kebiasaan mereka. “Jadi langsung ke topik, aku tak bisa berlama-lama. Aku harus mengantar Jiyeon hari ini”Ujar Yesung lagi, membuat Jikyung mendesah pelan. Ia mengalihkan pandangannya keluar jendela. “Kau kenapa? Akhir-akhir ini pendiam sekali”Sungut Yesung
“Tak bisakah kau berada disisiku?”Yesung mengerutkan keningnya
“Tak bisakah kau meluangkan waktumu untukku?”
“Aku merindukan mu”
“Kau berbicara apa? Aku selalu ada disisimu”Ujar Yesung
“Itu dulu! Tidak sekarang!”Protes Jikyung
“Aku tak mengerti maksudmu Jikyung-ahh!”Yesung mulai berkerut kening.
“Apa kau pernah menganggapku ada?”Tanya Jikyung menatap Yesung dengan tatapan sendunya, matanya berkaca.
“Kau melantur Ji-yya! Tentu saja aku menganggapmu! Kau adalah sahabat dan akan menjadi adik iparku”Ucap Yesung membuat hati Jikyung merasa terhempas begitu saja. Lagi-lagi Ia harus menelan pahit kenyataan yang terucap langsung dari mulut pria yang Ia cintai.
“Bisakah kau mengulurkan tanganmu?”Pinta Jikyung
“Kau aneh Ji! Hhh.. Kurasa aku harus pergi sekarang, aku tak bisa mengantarmu. Kurasa ini cukup untuk ongkos taxi. Aku pergi!”Pamit Yesung sambil menyimpan beberapa lembar uang dihadapan Jikyung. Gadis itu hanya mampu tertunduk, menahan isak tangisnya. Ia kemudian mendongak, menatap punggung Yesung yang semakin lama semakin menghilang. Sama seperti sosoknya, yang seakan lupa siapa dia dan Jikyung dulu. Yesung kini telah jatuh cinta, jatuh cinta pada Jiyeon –kakak tirinya sendiri. Ia kini tak tau harus berbuat apa, tak tau apa yang akan terjadi dihari berikutnya, Ia sudah tak memiliki sebuah topangan lagi. Rasanya semua begitu berat untuk dirinya, seperti hidup sendiri dalam dunia yang kejam ini. Tak terasa bendungan itu kini sudah meluncur dipipi nya. Yesung telah menyakitinya, Ia telah menggoreskan luka dihatinya, seperti orang-orang yang dulu berada disekitarnya. Kini Ia hanya sendiri, tak memiliki siapapun lagi.


“Aku seperti hidup dalam foto hitam putih, duniaku yang telah menggelap. Aku sangat lelah, aku sangat lelah! Sekarang aku lelah karenanya….”

Jikyung, Yesung, Jiyeon serta keluarga mereka kini tengah berkumpul di ruang keluarga, Tn.Lee terus mengobrol bersama Yesung dan Tn.Kim, menentukan hari pernikahan Yesung dengan Jiyeon, sedangkan Jiyeon serta Ny.Kim dan ibu tirinya kini tengah asyik mengobrol. Hingga dirinya terlupakan kembali, Ia hanya bisa menunduk diam. Dulu, semuanya tak seperti ini, bahkan mereka dulu sangat memperhatikan Jikyung, semuanya selalu tertarik pada Jikyung, tapi sekarang? Ia bagaikan sebuah boneka yang sudah tak terpakai lagi. Ia merasa tak memiliki siapapun lagi. Semuanya telah pergi meninggalkannya. Ia merasa sudah tak berguna lagi, tak ada lagi orang-orang yang ada untuk dirinya. Semuanya telah berpaling. “Ch-chogi…!”Semua orang sontak menoleh padanya kala mendengar suara bergetar itu.
“Ada apa Jikyung-ahh?”Tanya Ibu tirinya
“Ch-Chogi! Apa boleh aku pergi?”Tanya Jikyung hati-hati
“Shh Neo!!-“Gertakan Tn.Lee terhenti kala tangan istrinya menepuk bahunya. Nyonya baru Lee hanya mengangguk seolah meminta Tn.Lee mengizinkannya.
“Gwaenchana, kau pasti lelah.. cahh istirahatlah dikamarmu”Ujar lembutnya, mendapat senyuman tipis dari Jikyung. “Geurae! Aku memang lelah.. aku lelah.. Aku ingin istirahat”
Yesung hanya menoleh sejenak kearah Jikyung yang kini tengah menaiki tangga rumahnya, namun Ia segera menggelengkan kepalanya, kemudian kembali memulai percakapan dengan Ayah dan Calon Ayah mertuanya.

Namun dibalik kebahagiaan mereka, kini gadis itu tengah terduduk sambil menatap langit, Ia terduduk di pembatas balkon kamarnya, yang sebelumnya menyambung dengan ruang rahasianya. Ruangan dimana hanya Ia yang dapat masuk. Karena didalam sana terdapat banyak sekali kenangan-kenangan indah tentangnya, tentang keluarganya dan juga tentang Jongwoon. Cintanya!
Fikiran itu kembali menghantuinya, bagaimana jika mereka sudah tak menginginkannya? Karena pada kenyataannya tak ada seorang pun yang peduli lagi kepadanya. Semuanya sudah terpusat pada Jiyeon, Kakak tirinya, termasuk Jongwoon.. Cinta pertamanya dan mungkin yang menjadi terakhir untuknya. Tanpa Ia sadari airmatanya mengalir dari pelupuk matanya. Rasa sakit itu kembali menghantam dirinya. Langit mendung, seolah mengerti akan perasaannya. Lalu dengan pandangan kosong Ia menatap kearah depan. Detik berikutnya, matanya terpejam, menghirup udara dengan dalam. Sekali lagi, Ia ingin merasakan indahnya dunia, walau hatinya begitu terluka. Untuk terakhir kalinya, Ia ingin merasakan arti kehidupan!
Hingga akhirnya tubuhnya kini sudah melayang bertabrakan dengan udara-udara kosong, hingga akhirnya terhempas begitu keras kesebuah mobil yang terparkir tepat disamping rumahnya. Sayup-sayup matanya masih terbuka, senyumnya terukir bersama darah yang berceceran disekujur tubuhnya. “Gomawo… Saranghae!” Hingga akhirnya matanya terpejam untuk selamanya, yang terakhir Ia dengar adalah sebuah teriakan yang memanggil namanya.

OTHER SIDE

Gelak tawa memenuhi seisi ruangan yang begitu luas ini, senyum bahagia terpancar di wajah mereka. Tentu saja, anak sulung mereka akan segera menikah dalam waktu yang dekat ini. “Ahh! Tak terasa sebentar lagi Uri Jongwoon akan menikah”Desah Ny.Kim membuat pipi Yesung merona. Tapi tidak dengan Jiyeon, gadis itu hanya tersenyum kikuk kala mendengar perkataan calon mertuanya. “Cah.. kurasa kita bisa mengadakan acara makan malam untuk merayakannya”Usul Tn.Lee “Ahh.. Sepertinya ide yang bagus, jadi kap-“
‘BRUKK… TIN.. TIN..TIN…’Sahutan Tn.Kim terhenti begitu saja kala mendengar sebuah suara yang begitu keras, disertai alarm mobil milik keluarga Lee terdengar. “Suara apa itu?”Heran Yesung.
“KYAAAAA!!!!”Teriakan seseorang membuat mereka segera beranjak dari duduknya, mengikuti suara tersebut, hingga akhirnya mereka menemukan salah satu pegawai dirumah itu sedang menutup wajahnya dengan bahu yang tegang seperti baru melihat hantu. Tn.Lee, selaku kepala keluarga dirumah ini segera menghampiri wanita yang ketakutan itu, “Tu-Tua-Tuan…”Gagap wanita itu seraya menunjuk sebuah mobil yang sudah setengah hancur. Ia terkejut setengah mati, bukan.. bukan karena mobilnya hancur. Tapi gadis yang sangat Ia sayangi itu kini tengah tergeletak tak berdaya diatasnya, dengan darah yang terus mengalir disekujur tubuhnya. “Gomawo.. Saranghae!”Bahkan lirihan gadis kecilnya masih dapat terdengar jelas olehnya. “LEE JI KYUNG!!!”Teriaknya, segera menghampiri tubuh gadis kecilnya. Dengan cepat Ia membopong anaknya. “Bertahanlah nak…”Ucapnya setengah ketakutan.

“Aku pergi sekarang…”

Pria paruhbaya itu seketika terjatuh kala dokter muda dihadapannya menggeleng dengan lemahnya, Ia telah gagal.. Dirinya telah gagal kembali menjaga seseorang yang begitu berharga untuknya. “Maafkan saya, tapi Nona Lee terlalu banyak mengalami pendarahan, sebagian otaknya juga sudah mati. Maafkan aku mengatakan ini, tapi Nona Lee Ji Kyung telah berpulang untuk selamanya… Saya turut berduka cita”Ucap Pria berjas putih itu. Membuat manusia-manusia yang berada dibelakang Tn.Lee merasa terhempas begitu saja.


EPILOG

Yesung mendesah kesal kala Ibunya tak jua berhenti menangis, wanita paruhbaya itu terus saja menyesali dirinya. “Eomma!! Geumanhae!! Aku tau Eomma sedih, tapi ini tak benar! Eomma tak salah!!”Bentaknya “Yes-Yesung-ahh Eotteokhe hiks.. Bagaimana bisa Eomma melupakan uri Jikyun-hiks Jikyung…”Tangis Ny.Kim membuat Yesung semakin tertohok. “Aku tau!! Aku juga sedih, tapi Jikyung akan merasa sedih jika Eomma terus seperti ini”Protesnya. Bukan.. Bukan karena Ia tak sedih Jikyung berpulang. Kenyataannya hatinya begitu sakit kala melihat tubuh gadis itu telah terbujur kaku. Namun Ia tak mau menunjukannya didepan semua orang. Entah mengapa hatinya tak rela ditinggalkan oleh gadis yang dulu pernah Ia cintai itu, Ya! Dulu memang Ia pernah mencintai gadis itu, namun sejak Jiyeon hadir, hatinya berpaling dengan mudah. “Sudahlah!! Aku akan pergi kerumah keluarga Lee dulu”Pamit Yesung, sebenarnya Ia memang tak berniat menuju ke rumah itu, karena hal itu akan membuatnya teringat kembali pada gadis masa kecilnya yang kini sudah tiada. Tapi… Tn.Lee yang memanggilnya, dan Ia tak bisa membantahnya.
Hingga akhirnya mobilnya kini sudah terparkir didepan pekarangan rumah yang begitu luas. Ia kemudian memasuki rumah tersebut dan mendapati kedua wanita itu tengah terduduk sambil menatapi sebuah bingkai foto. “Annyeong haseyo..”Sapanya
“Ahh Yesung-sshi..”Tak ada jawaban dari wanita paruh baya itu, tapi gadis disebelahnya memotong ucapannya. “Kau datang?”Tanya Jiyeon, “Eoh! Ayah mertua memintaku untuk kemari”Jawab Yesung.
“Ah.. Appa berada dikamari Uri Jikyung.. Beliau masih shock dengan kepergiannya”Jawab Jiyeon bermonolog. “Baiklah, aku akan menyusulnya.”Ucap Yesung kemudian hendak menaiki tangga.
“Ehmm.. Yesung-ssi!!”Panggil Jiyeon membuat pria itu menoleh.
“Kurasa lebih baik kita menghentikan perjodohan ini”Yesung membulatkan matanya kala mendengar itu.
“Apa?! Apa semua ini karena kematian Jikyung? Bukankah kita masih bisa mengundurny-“
“Tidak!! Ini semua karena aku tak pernah memiliki perasaan special apapun padamu! Dan…”Jiyeon menggantung ucapannya
“Dan apa?”Tanya Yesung
“Sebaiknya kau naik kelantai atas, kau akan tau kebenarannya”Jawab Jiyeon, membuat Yesung terheran. Tanpa babibu, Ia pun segera menaiki tangga, memasuki sebuah kamar bernuansa biru dan ungu itu. Dan mendapati Pria paruhbaya itu tengah terduduk dipinggiran ranjang bermotif tersebut. “Annyeong Haseyo Paman..”Ucapnya
“Kau sudah datang Yesung-ahh?”Pria itu berucap bak lirihan.
“Kau pasti sedih telah kehilangannya bukan begitu?”Tanya Tn.Lee
“Ne, Jikyung sudah ku anggap adikku sendiri. Aku sangat menyesal karena jarang memperhatikannya”Jawab Yesung
“Tidak.. Ini bukan salahmu! Ini salahku, Aku terlalu keras kepadanya. Aku tak bisa menjaganya dengan baik, Aku tak pernah memperhatikannya dengan baik hingga Ia merasa kesepian! Ini salahku.. Ini salahku Jongwoon-ahh”Tn.Lee kembali meneteskan airmatanya. Ia merasa telah mengabaikan titipan terakhir dari mendiang Istrinya. Yesung hanya menunduk, hatinya begitu sakit kala kepalanya memutar kembali kenangannya bersama gadis itu.
“Ikut aku!”Titah Tn.Lee seraya berjalan, membuka sebuah pintu dalam kamar itu. Pintu yang tak pernah Ia lihat dalamnya seperti apa. “Ruangan ini…”
“Ya, kau juga pasti tak pernah melihat isinya bukan?”Tanya Tn.Lee yang hanya dijawab anggukan oleh Yesung. Mereka kemudian memasuki ruangan itu.
Yesung terpana kala melihat isi ruangan itu, tunggu!! Sejak kapan gadis tersebut hobby photograph? Ia bahkan tak pernah melihat Jikyung membawa kamera atau apapun. “Aku tak pernah ada untuknya, hingga Ia mencurahkan isi hatinya kepada ruangan ini.”Lirih Tn.Lee yang masih bisa terdengar.
“Aku bahkan lupa apa makanan favoritnya, apa hobby nya dan aku tak pernah tau bahwa Ia memiliki keahlian dalam bidang ini”Semuanya hanya tinggal penyesalan yang keluar dari mulut Tn.Lee, namun seberapapun Ia menyesal, Ia takkan pernah bisa mengembalikan semuanya. Mengembalikan nyawa gadis kecilnya.
Yesung terhenti disebuah foto yang menunjukan dirinya dengan gadis itu tengah tersenyum ceria saat pertama kali duduk dibangku menengah akhir. Pria itu tersenyum kala mengingat tawa bahagia Jikyung saat itu, tawa yang tak pernah Ia lihat lagi sejak beberpa tahun ini dan tak pernah dapat Ia lihat lagi sekarang. Namun matanya menangkap sebuah tulisan yang membuatnya terkejut. “Kim Jong Woon.. Saranghae, Nan Neol saranghae!!” Ia meraih foto itu, menatapnya dengan penuh kerterkejutan. “Aku bahkan dengan teganya menjodohkan Pria yang Ia cintai dengan Kakak tirinya sendiri”Ucapan Tn.Lee semakin membuat tubuhnya menegang, Jadi.. Jadi selama ini Jikyung juga mencintainya? Jikyung menyayanginya?! Kenapa.. Kenapa semuanya baru terungkap sekarang?

END









Tidak ada komentar: