Tittle : Colors
Cast :
Kim Jong Woon (Yesung)
Lee Ji Kyung
Nam/Lee Ji Yeon
Genre: Sad, Angst, ETC
FB: Nevi Marliani
Author: N규
Twitter:
@Monstar001126
Length : Oneshoot
Rated : Teen(s)
WARNING : Typo(s)
Mohon maaf bila ada
kekurangan dan kesamaan cerita/Nama secara tidak sengaja^^
Ah ya, kalau ada
tulisan tebal miring/? Itu artinya Flashback ya^^
Photo Edited By
Author
Jangan lupa juga
kunjungi blog Author (neviland.blogspot.co.id)
It’s Just FICTION
Song: DAY6 - Colors
Song: DAY6 - Colors
~~
Happy Reading ^^
“Dijalan yang gelap ini,
aku tak bisa melihat satu langkah maju! Aku tak bisa melihat apapun! Aku tak
bisa merasakan apapun! Aku mencoba mengulurkan tanganku untuk menangkapmu tapi
kau semakin menjauh”
~
COLORS ~
Mereka semua bilang manusia adalah makhluk
sosial, mereka bilang manusia takkan pernah bisa hidup tanpa adanya bantuan
orang lain. Lalu bagaimana dengannya? Bagaimana dengan gadis itu? Gadis yang
bahkan merasa hidupnya sudah sangat kosong, bahkan dirinya sudah tak merasakan
lagi artinya dari kehidupan yang sebenarnya. Ia tak memiliki siapapun lagi,
Ibunya telah meninggal ketika Ia masih duduk dibangku Sekolah Menengah Pertama,
hingga akhirnya Sang Ayah memutuskan untuk menikah kembali bersama seorang
wanita lain, dimana wanita itu telah memiliki seorang gadis perempuan yang
cantik dan lebih tua darinya. Tidak.. Tidak! Jangan berfikiran bahwa Lee Ji
Kyung adalah seorang cinderella yang disiksa oleh Ibu dan Kakak tirinya. Kedua
wanita itu sangatlah baik dan lembut, bahkan Jikyung menganggap Jiyeon adalah
kakak kandungnya sendiri. Ia sangat menyayangi mereka, Tn. Lee, Ibunya, Ibu
tirinya juga Jiyeon… Dan Juga Kim Jong Woon, sahabatnya sejak kecil.
Jikyung telah lama menyimpan rasa untuk
Jongwoon, bahkan diam-diam Ia sering memotret diri Jongwoon tanpa sepengetahuannya,
tapi keberaniannya untuk mengungkapkan isi hatinya sangatlah kecil, dan
curahannya adalah hanya sebuah ruangan kecil didalam kamarnya, dimana terdapat
banyak sekali foto-foto Jongwoon dan Note-note yang tertempel didalamnya.
Bukan, dia bukan seorang psycho atau semacamnya. Ia hanya seorang gadis lemah
yang hanya dapat memandangi orang yang Ia cintai dari kejauhan, menurutnya
Yesung atau Jongwoon ini memiliki aura tersendiri, bahkan Ia selalu merasa
tenang jika berada didekatnya. Lee Ji Kyung akan selalu merasa hidup jika
bersama Jongwoon. Jongwoon adalah satu-satunya harapannya sekarang, lalu
bagaimana dengan Appanya? Oh, jangan ditanyakan!! Tn. Lee kini sudah sangat
berubah menurut Jikyung. Sejak pernikahannya dengan Eomma Ji Yeon. Tn.Lee semakin
melupakannya, semakin jauh dari jangkauannya, bahkan Ia sering lupa untuk
memperingati hari kematian Ibunya, jangankan memperingati.. berkunjung ke makam
wanita yang sangat Ia cintai dulu saja sudah lupa. Berbeda dengan sang Ayah,
setiap harinya Jikyung selalu membawakan bunga lily kemakam wanita yang telah
melahirkannya ini. Seperti hari ini, Ia tengah terduduk disamping makam wanita
itu.
“Eomma.. Bagaimana kabarmu?”Gumam
Jikyung, mati-matian menahan perasaannya.
“Aku merindukanmu…”Entah untuk kesekian
kalinya Jikyung berkata seperti itu
“Eomma tau.. hidupku semakin tak menentu
saja, aku seperti orang gila yang kehilangan arah, aku bahkan tak tau apa yang
harus ku lakukan lagi…”Jikyung mencoba tersenyum, menahan genanga air yang siap
meluncur ke pipinya.
“…Appa-ga… Sekarang Appa telah
berubah!”Hatinya semakin tertohok kala mengucapkan kalimat tersebut, mengingat
betapa kejamnya Appa nya yang menamparnya beberapa hari lalu hanya karena Ia
membentak Ibu tirinya. Itupun karena Ia tengah lelah dan tak sengaja
membentaknya.
“Eomma.. Eotteokhe?”Lirih Jikyung, hingga
akhirnya airmata itu mengalir dipipi yang semakin tirus itu.
“Kenapa Eomma tak membawaku?”tanya
Jikyung terisak, dalam hatinya Ia meraung-raung penuh kesakitan. Setelah
Appanya, kini bahkan Jongwoon ikut andil pergi dari hidupnya. Ia ingat betul
ketika beberapa minggu yang lalu keluarga mereka dipertemukan dalam sebuah
acara makan malam, acara yang Ia kira untuk dirinya.
FLASHBACK
ON
Jikyung terduduk disebuah bangku disalah satu restoran mewah di Seoul. Bersama
keluarga ‘baru’nya. Senyumnya terukir kala Ia mengingat perkataan sang Ayah.
Bahwa keluarga mereka akan mengadakan makan malam bersama Keluarga Yesung untuk
membahas perjodohan. “Eoh! Kau sudah datang Tn.Lee”Suara berat seorang paruh
baya membuatnya mendongak, kemudian bangkit. “Annyeong haseyo~”Sapanya “Aigoo..
Jikyung-ahh bagaimana kabarmu eoh?”Sapa Ny.Kim langsung berhambur memeluk putri
dari mendiang sahabatnya. “Kau sangat cantik, seperti mendiang Ibumu.. kau
mengingatkanku padanya! Aigoo.. kenapa kau jarang main ke rumah kami
eoh?”Protes Ny. Kim membuat Jikyung tersenyum malu. “Annyeong haseyo”Tn.Kim dan
Ny.Kim segera mengalihkan pandangannya kala mendengar suara itu. Mereka
kemudian tersenyum, menyapa anggota keluarga Lee yang baru. “OMO~ Apakah kau
Jiyeon? Kau sangat cantik, aku sering mendengarmu dari Yesung”Goda Ny.Kim
mendapat delikan dari putranya “Eomma!!”Sergah Yesung. “Sudahlah mari kita
makan malam dulu”Ajak Tn.Lee.
Setelah menghabiskan makanan mereka,
mereka akhirnya berbincang-bincang ringan sejenak. “..Bagaimana tentang
perjodohan yang sudah kita janjikan?”Usul Tn.Lee “Ah geurae!! Kenapa kita
melupakannya, padahal itu menjadi alasan kita disini.”Tawa Tn.Kim. “Baiklah..
kau tau sendirikan siapa yang akan ku jadikan calon menantu untuk kalian, Kurasa
aku bisa memberikan kepercayaan untuk Yesung”Ujar Tn.Kim, membuat jantung
Jikyung berdegup kencang. Yesung akan dijodohkan? Apakah dengannya? Ah.. Tentu
saja, bukankah Yesung telah bersahabat dengannya sejak lama, mungkin saja
mereka telah merencanakannya sekian lama. Jikyung hanya mampu tersenyum geli
diam-diam. “Ah.. Aku sangat senang, kurasa dia juga sangat cocok dengan Uri
Jiyeon”
‘DEG…’Ulu hatinya terhantam berton-ton
batu, rasanya sakit sekali kala Appanya mengatakan hal seperti itu. Apakah Ia
telah melupakan dirinya? Bukankah Appanya juga tau bahwa Ia menyukai Yesung
diam-diam? “Ahh.. Kurasa kau benar Lee, Yesung sangat cocok dengan
Jiyeon”Ucapan Ny.Kim membuat beban dihatinya semakin bertambah, hatinya semakin
sakit. Semakin diam, matanya semakin berair. Setelah Ibu, Ayahnya.. Kini Tuhan
ingin membuat Yesung pergi dari hidupnya? Kenapa? Kenapa begitu? Kenapa harus
Yesung. “Maaf Aku permisi sebentar!”Ujar Jikyung cepat meninggalkan meja yang
masih dipenuhi kegembiraan itu. Berbeda dengan dirinya, airmatanya kini sudah
mengalir kesekian kalinya. Apakah Ia harus menangis lagi? Lalu sekarang siapa
sandarannya? Ia sudah tak memiliki siapapun lagi! Seorang Ayah yang sangat
perhatian dan menyayanginya dulu sudah menghilang bak ditelan bumi. Dan kini
satu-satunya harapannya juga harus pergi ke sisi lain seseorang? Sungguh sangat
sempurna kehidupan Jiyeon, memiliki seorang Ibu yang baik, mempunyai Ayah tiri
yang menyayanginya dan juga dijodohkan dengan pria yang adiknya cintai. Sangat
sempurna, gumam Jikyung yang kini tengah terduduk disebuah ayunan tak jauh dari
restoran tersebut.
‘PUKK..’Sebuah pukulan kecil menepuk
bahunya, membuatnya menoleh sebentar. Kemudian menatap lurus lagi kedepan.
“Sempurna apanya?”Tanya orang itu seraya
duduk disamping ayunannya.
“Bukan apa-apa”Jawab Jikyung
“Kau main rahasia-rahasiaan ya
denganku?”Canda Yesung
“Kau kenapa?”Heran Yesung yang
mendapatkan keterdiaman Jikyung.
“Tak apa”Jawab Jikyung, yang semakin
membuat Yesung berkerut kening. Jikyung kemudian menoleh ke arah Yesung, dan
yang ia dapatkan adalah sebuah senyuman indah, penuh warna. Berbeda dengan
hidupnya yang seperti film hitam putih.
“Kau kenapa?”Tanya Yesung lagi, Jikyung
menggeleng, Ia kemudian menghela nafasnya berat, berusaha menahan airmatanya
agar tak menetes dihadapan orang yang dicintainya. “Kurasa kau sakit
Jikyung-ahh”Lanjut Yesung
“Mengenai perjodohan itu, apa kau
setuju?”Jikyung mengalihkan pembicaraan
“Ahh.. perjodohan tadi!”Yesung menggaruk
tengkuknya yang tak gatal kemudian tersenyum.
“Sepertinya begitu…”Dan lagi-lagi Jikyung
harus menelah kenyataan pahit yang harus Ia pikul sendirian! Ia akan kehilangan
warna nya lagi!
“Kau mencintai Jiyeon?”Tanya Jikyung
“Hem.. Aku mencintainya!!”
Dan Jikyung hanya dapat berdiam diri,
menahan kesakitan didalam hatinya. Menahan airmata yang akan terjatuh, Apa yang
harus ku lakukan? Apa yang bisa ku lakukan tanpamu? Apa yang harus ku lakukan?
Begitulah isi hatinya saat ini.
FLASHBACK
OFF
“Jika
kau bisa, selamatkan aku! Warnai aku seperti matahari tenggelam yang merah itu
jadi aku tak akan kehilangan diriku sendiri dalam hidupku yang dipenuhi dengan
coretan ini..”
Jikyung menghembuskan nafasnya kala
mengingat hal itu lagi, hari ini Ia tengah terduduk disebuah café yang sering
Ia datangi dengan Yesung. Hari ini Ia bertekad menyatakannya, Ia tak bisa hanya
diam kala hatinya meronta kesakitan. Semua itu tak semudah yang kalian
fikirkan, rasanya bahkan seperti tertimpa beban berat. ‘Kring…’Hingga suara
dentingan bel dan pintu yang bertabrakan membuatnya menoleh, yang Ia dapati
adalah Yesung, tanpa Jiyeon! Karena sejak malam itu, mereka terus menempel bak
pasangan kekasih sungguhan.
Yesung mendatangi bangku Jikyung,
kemudian duduk didepannya. Menyesap coffee milik Jikyung sedikit, memang sudah
menjadi kebiasaan mereka. “Jadi langsung ke topik, aku tak bisa berlama-lama.
Aku harus mengantar Jiyeon hari ini”Ujar Yesung lagi, membuat Jikyung mendesah
pelan. Ia mengalihkan pandangannya keluar jendela. “Kau kenapa? Akhir-akhir ini
pendiam sekali”Sungut Yesung
“Tak bisakah kau berada disisiku?”Yesung
mengerutkan keningnya
“Tak bisakah kau meluangkan waktumu
untukku?”
“Aku merindukan mu”
“Kau berbicara apa? Aku selalu ada
disisimu”Ujar Yesung
“Itu dulu! Tidak sekarang!”Protes Jikyung
“Aku tak mengerti maksudmu
Jikyung-ahh!”Yesung mulai berkerut kening.
“Apa kau pernah menganggapku ada?”Tanya
Jikyung menatap Yesung dengan tatapan sendunya, matanya berkaca.
“Kau melantur Ji-yya! Tentu saja aku menganggapmu!
Kau adalah sahabat dan akan menjadi adik iparku”Ucap Yesung membuat hati
Jikyung merasa terhempas begitu saja. Lagi-lagi Ia harus menelan pahit
kenyataan yang terucap langsung dari mulut pria yang Ia cintai.
“Bisakah kau mengulurkan tanganmu?”Pinta
Jikyung
“Kau aneh Ji! Hhh.. Kurasa aku harus
pergi sekarang, aku tak bisa mengantarmu. Kurasa ini cukup untuk ongkos taxi.
Aku pergi!”Pamit Yesung sambil menyimpan beberapa lembar uang dihadapan
Jikyung. Gadis itu hanya mampu tertunduk, menahan isak tangisnya. Ia kemudian
mendongak, menatap punggung Yesung yang semakin lama semakin menghilang. Sama
seperti sosoknya, yang seakan lupa siapa dia dan Jikyung dulu. Yesung kini
telah jatuh cinta, jatuh cinta pada Jiyeon –kakak tirinya sendiri. Ia kini tak tau
harus berbuat apa, tak tau apa yang akan terjadi dihari berikutnya, Ia sudah
tak memiliki sebuah topangan lagi. Rasanya semua begitu berat untuk dirinya,
seperti hidup sendiri dalam dunia yang kejam ini. Tak terasa bendungan itu kini
sudah meluncur dipipi nya. Yesung telah menyakitinya, Ia telah menggoreskan
luka dihatinya, seperti orang-orang yang dulu berada disekitarnya. Kini Ia
hanya sendiri, tak memiliki siapapun lagi.
“Aku
seperti hidup dalam foto hitam putih, duniaku yang telah menggelap. Aku sangat
lelah, aku sangat lelah! Sekarang aku lelah karenanya….”
Jikyung, Yesung, Jiyeon serta keluarga
mereka kini tengah berkumpul di ruang keluarga, Tn.Lee terus mengobrol bersama
Yesung dan Tn.Kim, menentukan hari pernikahan Yesung dengan Jiyeon, sedangkan
Jiyeon serta Ny.Kim dan ibu tirinya kini tengah asyik mengobrol. Hingga dirinya
terlupakan kembali, Ia hanya bisa menunduk diam. Dulu, semuanya tak seperti
ini, bahkan mereka dulu sangat memperhatikan Jikyung, semuanya selalu tertarik
pada Jikyung, tapi sekarang? Ia bagaikan sebuah boneka yang sudah tak terpakai
lagi. Ia merasa tak memiliki siapapun lagi. Semuanya telah pergi
meninggalkannya. Ia merasa sudah tak berguna lagi, tak ada lagi orang-orang
yang ada untuk dirinya. Semuanya telah berpaling. “Ch-chogi…!”Semua orang
sontak menoleh padanya kala mendengar suara bergetar itu.
“Ada apa Jikyung-ahh?”Tanya Ibu tirinya
“Ch-Chogi! Apa boleh aku pergi?”Tanya
Jikyung hati-hati
“Shh Neo!!-“Gertakan Tn.Lee terhenti kala
tangan istrinya menepuk bahunya. Nyonya baru Lee hanya mengangguk seolah
meminta Tn.Lee mengizinkannya.
“Gwaenchana, kau pasti lelah.. cahh
istirahatlah dikamarmu”Ujar lembutnya, mendapat senyuman tipis dari Jikyung. “Geurae! Aku memang lelah.. aku lelah.. Aku
ingin istirahat”
Yesung hanya menoleh sejenak kearah
Jikyung yang kini tengah menaiki tangga rumahnya, namun Ia segera menggelengkan
kepalanya, kemudian kembali memulai percakapan dengan Ayah dan Calon Ayah
mertuanya.
Namun dibalik kebahagiaan mereka, kini
gadis itu tengah terduduk sambil menatap langit, Ia terduduk di pembatas balkon
kamarnya, yang sebelumnya menyambung dengan ruang rahasianya. Ruangan dimana
hanya Ia yang dapat masuk. Karena didalam sana terdapat banyak sekali
kenangan-kenangan indah tentangnya, tentang keluarganya dan juga tentang
Jongwoon. Cintanya!
Fikiran itu kembali menghantuinya,
bagaimana jika mereka sudah tak menginginkannya? Karena pada kenyataannya tak
ada seorang pun yang peduli lagi kepadanya. Semuanya sudah terpusat pada
Jiyeon, Kakak tirinya, termasuk Jongwoon.. Cinta pertamanya dan mungkin yang menjadi
terakhir untuknya. Tanpa Ia sadari airmatanya mengalir dari pelupuk matanya. Rasa
sakit itu kembali menghantam dirinya. Langit mendung, seolah mengerti akan
perasaannya. Lalu dengan pandangan kosong Ia menatap kearah depan. Detik
berikutnya, matanya terpejam, menghirup udara dengan dalam. Sekali lagi, Ia
ingin merasakan indahnya dunia, walau hatinya begitu terluka. Untuk terakhir
kalinya, Ia ingin merasakan arti kehidupan!
Hingga akhirnya tubuhnya kini sudah
melayang bertabrakan dengan udara-udara kosong, hingga akhirnya terhempas
begitu keras kesebuah mobil yang terparkir tepat disamping rumahnya.
Sayup-sayup matanya masih terbuka, senyumnya terukir bersama darah yang
berceceran disekujur tubuhnya. “Gomawo…
Saranghae!” Hingga akhirnya matanya terpejam untuk selamanya, yang terakhir
Ia dengar adalah sebuah teriakan yang memanggil namanya.
OTHER
SIDE
Gelak tawa memenuhi seisi ruangan yang
begitu luas ini, senyum bahagia terpancar di wajah mereka. Tentu saja, anak
sulung mereka akan segera menikah dalam waktu yang dekat ini. “Ahh! Tak terasa
sebentar lagi Uri Jongwoon akan menikah”Desah Ny.Kim membuat pipi Yesung
merona. Tapi tidak dengan Jiyeon, gadis itu hanya tersenyum kikuk kala
mendengar perkataan calon mertuanya. “Cah.. kurasa kita bisa mengadakan acara
makan malam untuk merayakannya”Usul Tn.Lee “Ahh.. Sepertinya ide yang bagus,
jadi kap-“
‘BRUKK… TIN.. TIN..TIN…’Sahutan Tn.Kim
terhenti begitu saja kala mendengar sebuah suara yang begitu keras, disertai
alarm mobil milik keluarga Lee terdengar. “Suara apa itu?”Heran Yesung.
“KYAAAAA!!!!”Teriakan seseorang membuat
mereka segera beranjak dari duduknya, mengikuti suara tersebut, hingga akhirnya
mereka menemukan salah satu pegawai dirumah itu sedang menutup wajahnya dengan
bahu yang tegang seperti baru melihat hantu. Tn.Lee, selaku kepala keluarga
dirumah ini segera menghampiri wanita yang ketakutan itu, “Tu-Tua-Tuan…”Gagap
wanita itu seraya menunjuk sebuah mobil yang sudah setengah hancur. Ia terkejut
setengah mati, bukan.. bukan karena mobilnya hancur. Tapi gadis yang sangat Ia
sayangi itu kini tengah tergeletak tak berdaya diatasnya, dengan darah yang
terus mengalir disekujur tubuhnya. “Gomawo..
Saranghae!”Bahkan lirihan gadis kecilnya masih dapat terdengar jelas
olehnya. “LEE JI KYUNG!!!”Teriaknya, segera menghampiri tubuh gadis kecilnya.
Dengan cepat Ia membopong anaknya. “Bertahanlah nak…”Ucapnya setengah
ketakutan.
“Aku
pergi sekarang…”
Pria paruhbaya itu seketika terjatuh kala
dokter muda dihadapannya menggeleng dengan lemahnya, Ia telah gagal.. Dirinya
telah gagal kembali menjaga seseorang yang begitu berharga untuknya. “Maafkan
saya, tapi Nona Lee terlalu banyak mengalami pendarahan, sebagian otaknya juga
sudah mati. Maafkan aku mengatakan ini, tapi Nona Lee Ji Kyung telah berpulang
untuk selamanya… Saya turut berduka cita”Ucap Pria berjas putih itu. Membuat
manusia-manusia yang berada dibelakang Tn.Lee merasa terhempas begitu saja.
EPILOG
Yesung mendesah kesal kala Ibunya tak jua
berhenti menangis, wanita paruhbaya itu terus saja menyesali dirinya. “Eomma!!
Geumanhae!! Aku tau Eomma sedih, tapi ini tak benar! Eomma tak
salah!!”Bentaknya “Yes-Yesung-ahh Eotteokhe hiks.. Bagaimana bisa Eomma
melupakan uri Jikyun-hiks Jikyung…”Tangis Ny.Kim membuat Yesung semakin
tertohok. “Aku tau!! Aku juga sedih, tapi Jikyung akan merasa sedih jika Eomma
terus seperti ini”Protesnya. Bukan.. Bukan karena Ia tak sedih Jikyung
berpulang. Kenyataannya hatinya begitu sakit kala melihat tubuh gadis itu telah
terbujur kaku. Namun Ia tak mau menunjukannya didepan semua orang. Entah
mengapa hatinya tak rela ditinggalkan oleh gadis yang dulu pernah Ia cintai
itu, Ya! Dulu memang Ia pernah mencintai gadis itu, namun sejak Jiyeon hadir,
hatinya berpaling dengan mudah. “Sudahlah!! Aku akan pergi kerumah keluarga Lee
dulu”Pamit Yesung, sebenarnya Ia memang tak berniat menuju ke rumah itu, karena
hal itu akan membuatnya teringat kembali pada gadis masa kecilnya yang kini
sudah tiada. Tapi… Tn.Lee yang memanggilnya, dan Ia tak bisa membantahnya.
Hingga akhirnya mobilnya kini sudah
terparkir didepan pekarangan rumah yang begitu luas. Ia kemudian memasuki rumah
tersebut dan mendapati kedua wanita itu tengah terduduk sambil menatapi sebuah
bingkai foto. “Annyeong haseyo..”Sapanya
“Ahh Yesung-sshi..”Tak ada jawaban dari
wanita paruh baya itu, tapi gadis disebelahnya memotong ucapannya. “Kau
datang?”Tanya Jiyeon, “Eoh! Ayah mertua memintaku untuk kemari”Jawab Yesung.
“Ah.. Appa berada dikamari Uri Jikyung..
Beliau masih shock dengan kepergiannya”Jawab Jiyeon bermonolog. “Baiklah, aku akan
menyusulnya.”Ucap Yesung kemudian hendak menaiki tangga.
“Ehmm.. Yesung-ssi!!”Panggil Jiyeon
membuat pria itu menoleh.
“Kurasa lebih baik kita menghentikan
perjodohan ini”Yesung membulatkan matanya kala mendengar itu.
“Apa?! Apa semua ini karena kematian
Jikyung? Bukankah kita masih bisa mengundurny-“
“Tidak!! Ini semua karena aku tak pernah
memiliki perasaan special apapun padamu! Dan…”Jiyeon menggantung ucapannya
“Dan apa?”Tanya Yesung
“Sebaiknya kau naik kelantai atas, kau
akan tau kebenarannya”Jawab Jiyeon, membuat Yesung terheran. Tanpa babibu, Ia
pun segera menaiki tangga, memasuki sebuah kamar bernuansa biru dan ungu itu.
Dan mendapati Pria paruhbaya itu tengah terduduk dipinggiran ranjang bermotif
tersebut. “Annyeong Haseyo Paman..”Ucapnya
“Kau sudah datang Yesung-ahh?”Pria itu
berucap bak lirihan.
“Kau pasti sedih telah kehilangannya
bukan begitu?”Tanya Tn.Lee
“Ne, Jikyung sudah ku anggap adikku
sendiri. Aku sangat menyesal karena jarang memperhatikannya”Jawab Yesung
“Tidak.. Ini bukan salahmu! Ini salahku,
Aku terlalu keras kepadanya. Aku tak bisa menjaganya dengan baik, Aku tak
pernah memperhatikannya dengan baik hingga Ia merasa kesepian! Ini salahku..
Ini salahku Jongwoon-ahh”Tn.Lee kembali meneteskan airmatanya. Ia merasa telah
mengabaikan titipan terakhir dari mendiang Istrinya. Yesung hanya menunduk,
hatinya begitu sakit kala kepalanya memutar kembali kenangannya bersama gadis
itu.
“Ikut aku!”Titah Tn.Lee seraya berjalan,
membuka sebuah pintu dalam kamar itu. Pintu yang tak pernah Ia lihat dalamnya
seperti apa. “Ruangan ini…”
“Ya, kau juga pasti tak pernah melihat
isinya bukan?”Tanya Tn.Lee yang hanya dijawab anggukan oleh Yesung. Mereka
kemudian memasuki ruangan itu.
Yesung terpana kala melihat isi ruangan
itu, tunggu!! Sejak kapan gadis tersebut hobby photograph? Ia bahkan tak pernah
melihat Jikyung membawa kamera atau apapun. “Aku tak pernah ada untuknya,
hingga Ia mencurahkan isi hatinya kepada ruangan ini.”Lirih Tn.Lee yang masih
bisa terdengar.
“Aku bahkan lupa apa makanan favoritnya,
apa hobby nya dan aku tak pernah tau bahwa Ia memiliki keahlian dalam bidang
ini”Semuanya hanya tinggal penyesalan yang keluar dari mulut Tn.Lee, namun
seberapapun Ia menyesal, Ia takkan pernah bisa mengembalikan semuanya.
Mengembalikan nyawa gadis kecilnya.
Yesung terhenti disebuah foto yang
menunjukan dirinya dengan gadis itu tengah tersenyum ceria saat pertama kali
duduk dibangku menengah akhir. Pria itu tersenyum kala mengingat tawa bahagia
Jikyung saat itu, tawa yang tak pernah Ia lihat lagi sejak beberpa tahun ini
dan tak pernah dapat Ia lihat lagi sekarang. Namun matanya menangkap sebuah
tulisan yang membuatnya terkejut. “Kim
Jong Woon.. Saranghae, Nan Neol saranghae!!” Ia meraih foto itu, menatapnya
dengan penuh kerterkejutan. “Aku bahkan dengan teganya menjodohkan Pria yang Ia
cintai dengan Kakak tirinya sendiri”Ucapan Tn.Lee semakin membuat tubuhnya
menegang, Jadi.. Jadi selama ini Jikyung juga mencintainya? Jikyung
menyayanginya?! Kenapa.. Kenapa semuanya baru terungkap sekarang?
END
Tidak ada komentar:
Posting Komentar