Minggu, 03 Juli 2016

APOLOGY [iKON Fanfiction | Kim Han Bin X Lee Ji Kyung | SONGFICT ]


Tittle : Apology
Cast :

Lee Ji Kyung
Kim Han Bin

Genre: Sad, ETC.
FB: Nevi Marliani
Author: N
Twitter: @Monstar001126
Length : Sonfict
Rated : PG-15                              
WARNING : Typo(s)
Jangan lupa kunjungi blog Author (neviland.blogspot.co.id)
It’s Just FICTION                                                             
~~                     
Happy Reading ^^


“Janji yang kita buat untuk bersama selamanya, kini tak ada lagi. Maafkan aku tak bisa menjaganya, maafkan aku tak bisa menjagamu..”


__APOLOGY __


Dibawah gelapnya malam, gemerlap kota seoul menemani rembulan yang bersinar terang. Deringan ponsel terus berbunyi, entah keberapa kalinya Ponsel tersebut berbunyi, Namun Kim Han Bin tak mempedulikannya. Pria itu tetap terfokus pada layar laptopnya, ‘Drtt..Drtt..’Entah sudah jengah atau apapun itu. “Ckk.. Mengganggu”Desahnya, Hanbin pun menggeser tombol hijau diponselnya.

“Ada apa?”Tanya nya dengan malas
“Oppa!! Bisa kau kerumah ku?”Dahi Hanbin berkerut
“Memang ada apa?”Tanya Hanbin
“Sudahlah!! Kau cukup kerumah ku eoh?!”
“Aku tak bisa”Jawabnya singkat kemudian memutus sambungan teleponnya.
“Ah.. Wa-“Hanbin langsung bangkit, kemudian memakai jaketnya, Ia pun meraih dompet nya yang tergeletak di atas selimut tebalnya.

Hanbin merapikan sedikit rambutnya sambil bersiul, setelah dirasa cukup Ia pun mengambil kunci mobilnya dan berjalan meninggalkan kamarnya. Hari ini, seperti biasanya temannya mengadakan pesta dan Ia memutuskan untuk ikut. Hanbin memang sudah terbiasa pergi pada malam hari, Ia tinggal sendirian di apartement mewahnya, Ia memutuskan untuk tinggal sendiri saat dirinya masih duduk dibangku SMA, menurutnya hidup sendiri lebih bebas.. terlebih orangtuanya yang telalu posesif padanya, membuatnya jengah dan memutuskan untuk tinggal sendiri. Mengenai tunjangan hidupnya? Oh jangan ditanya!! Orang tuanya adalah seorang chaebol terkenal di seluruh Korea Selatan. Jadi Ia bisa tenang tentang kebutuhan hidupnya.

Hanbin pun melangkahkan kakinya menuju pintu utama, Ia pun membukanya dan seketika Ia terdiam. “Supriseee~”Hanbin masih terdiam terlebih ketika gadis itu tersenyum cerah di hadapannya. “Wae? Kenapa diam? Ayo tiup lilinnya.. Apa kau lupa hari ini hari ulangtahunmu?”Tanya gadis itu. Hanbin berdecak, memalingkan wajahnya malas. Kemudian kembali menatap Jikyung, kekasihnya. Ia pun meniup lilin itu tanpa mengucapkan harapannya. “Sudahkan? Kalau begitu aku per-“Jikyung segera menahan tangan Hanbin.

“Kau bahkan belum memakan kuenya, Ayo!!”Jikyung menarik tangan Hanbin kembali masuk ke dalam. Ia mendudukan kekasihnya di sofa, kemudian menyimpan kue tartnya dimeja, tepat dihadapan Hanbin. “Tunggu sebentar eoh!”Titah Jikyung, gadis itu pun kemudian berjalan tergesa ke arah dapur. Hanbin menatap kue itu, bibirnya tertarik membentuk senyuman kecil. Namun senyum itu pudar kala seseorang datang kembali. “Cahh.. Ayo kita makan kuenya!”Jikyung tampak bersemangat, Ia pun memotong kue itu. Kemudian menyerahkannya pada Hanbin.

“Kau saja yang makan!”Titah Hanbin
“Wae? Inikan ulangtahunmu”Ujar Jikyung
“Aku sedang diet! Jika kau sudah selesai, biarkan saja. Biar kusuruh orang membereskannya nanti. Jika kau ingin menginap, tidurlah dikamarku dan jangan membukakan pintu jika ada seseorang yang tak kau kenal. Aku pergi”

Hanbin bangkit kemudian berjalan meninggalkan Jikyung yang masih terdiam. Namun belum juga Ia meraih gagang pintu, sepasang tangan kini sudah melingkar dipinggangnya. “Oppa.. Kajima!”Lirih Jikyung, Hanbin melirik Jikyung. Ia berdecak kesal, kemudian melepaskan kedua tangan Jikyung.

“OPPA!!!”Tanpa mempedulikan teriakan Jikyung, Hanbin terus berjalan hingga punggungnya menghilang dibalik pintu. Jikyung tertunduk sedih, Hanbin kini sudah berubah sepenuhnya. Ia seperti tak mengenal Hanbin lagi sekarang. Namun Jikyung menarik nafasnya panjang, menahan tangisnya yang hendak menetes, membasahi pipinya. Gadis itu pun memutuskan untuk membereskan ‘pesta kecil’ yang Ia rencanakan tadi. Walau Hanbin menyuruhnya untuk tidak melakukan itu, Ia tak mau hidupnya bergantung pada seseorang. Jikyung dan Hanbin adalah dua sosok yang berlawanan arah. Hanbin adalah orang yang selalu bergantung pada seseorang, walau Ia hidup sendiri, Ia selalu mengandalkan oranglain untuk mengurusnya karena sedari kecil Hanbin memang sudah hidup mewah, Ia sudah terbiasa dengan hidup layaknya seorang bos. Berbeda dengan Jikyung yang lebih memilih untuk tidak bergantung pada siapapun, sebisa mungkin gadis itu mencoba untuk mandiri.

‘Ting.. Tong..’Bunyi bel membuat pekerjaan Jikyung tertunda, gadis itu kemudian setengah berlari menuju pintu kemudian melihat siapa yang bertamu pada malam hari di sebuah layar. “N-Nuguseyo?”Tanya Jikyung “Mina..”Jawab gadis itu, dengan setengah penasaran.. Jikyung pun memutuskan untuk membuka pintunya. “An-Annyeong haseyo”Sapa Jikyung masih dalam keterkejutannya, Ia melihat penampilan gadis itu. Terlihat sangat terbuka untuk seorang gadis yang keluar pada malam hari, dan yang menjadi pertanyaannya adalah untuk apa dia kesini pada malam hari?

“Apa Hanbin Oppa ada?”Tanya gadis itu
“Hanbin Oppa tengah keluar, ada yang bisa saya bantu?”
“Oh.. Aku hanya ingin mengembalikan ini, kemejanya tertinggal dirumahku”Ujar gadis itu sambil menyerahkan sebuah bingkisan pada Jikyung.
“Nde?”Kaget Jikyung
“Kalau begitu aku perg-“
“Ah.. Chakkaman Agassi.. Kalau boleh aku tau, kenapa kemeja Oppa bisa ada padamu?”Tanya Jikyung
“Ah itu? Ia meninggalkan kemejanya ketika kami semua tengah berpesta saat ulangtahun ku kemarin”Jawab gadis itu
“Kalau begitu aku pergi”Ujarnya kemudian berjalan dengan penuh ke eleganannya. Meninggalkan Jikyung yang tengah membeku dalam keterdiamannya.


SKIP


Entah untuk kesekian kalinya Jikyung terus menatap bingkisan yang ada dihadapannya, seolah tak percaya dengan ucapan gadis bernama Mina tadi. Jikyung sendiri ingin memastikan bahwa apakah benar itu kemeja milik Hanbin, kekasihnya. Namun tangannya selalu Ia tarik kembali kala sudah tinggal menarik kemeja itu dari dalam bingkisan. Dirinya masih tidak sanggup jika kenyataannya itu memanglah benar kemeja Hanbin, tapi rasa penasarannya terus membuncah ketika Ia menatap bingkisan tersebut.

Dengan penuh ketakutan dan kegugupan dengan cepat Jikyung menarik baju tersebut, dan perlahan Ia membuka matanya. Menatap kemeja tersebut, matanya seketika menatap kosong kemeja itu. Itu memang benar, kemeja ini milik Hanbin.. kemeja yang diberikan oleh dirinya sebagai hadiah anniversary tahun lalu pada Hanbin. Dan Ia pun harus menelan pahitnya kenyataan, jadi kemeja ini yang tertinggal di rumah gadis tadi? Betapa hancurnya hati Jikyung kali ini. Hanbin memang sudah sering menyakiti hati Jikyung, tapi kali ini.. sungguh Jikyung sudah benar-benar kecewa. Dan saat itujuga terdengar bunyi pintu yang terbuka, Jikyung masih terdiam. Pelupuk matanya kini sudah bagaikan sungai, dan semua itu sudah tak terbendung lagi. Airmata itu menetes untuk kesekian kalinya.

Disisi lain, Hanbin berjalan memasukin apartementnya. Tangannya menutupi mulutnya yang terus-terusan menguap. “Eoh? Kau belum pulang?”Tanya Hanbin menatap punggung Jikyung yang terduduk membelakanginya. Namun hanya keterdiaman yang Ia dapatkan, Hanbin pun berusaha untuk menyentuh bahu Jikyung. Namun gadis itu segera menepisnya, membuat Hanbin terkejut. “Yak Neo.. Waegeurae?!”Protes Hanbin, Jikyung bangkit hendak meninggalkan Hanbin namun tangan pria itu dengan cepat menahannya. Mata Hanbin menangkap sebuah benda yang tak asing baginya. Kemeja itu… Hanbin kemudian menatap tajam Jikyung.

“Bukankah sudah kubilang jangan bukakan pintu jika kau tak mengenal orang itu?! Apa kau tuli?”Bentak Hanbin, mata Jikyung kembali memanas. Bukannya menjelaskan, pria itu malah mengucapkan membentaknya.
“Lepaskan aku..”Lirih Jikyung berusah melepaskan tangannya dari genggaman Hanbin, tapi tenaga pria itu terlalu kuat untuknya.
“YAK!! Kau belum menjawabku, kenapa kau membuka pintunya?!!”Bentak Hanbin semakin kasar
“Kumohon.. Lepaskan aku.. hiks…”Tangis Jikyung semakin menjadi. Hanbin pun menarik nafasnya kesal.
“Tidak, sebelum kau menjelaskan!”
“Kenapa kau selalu egois? Apa kau tidak memikirkan perasaanku?! Hiks..”Jikyung berusaha menatap Hanbin, tapi pria itu mengalihkan pandangannya.
“Apa yang kau katakan Lee Ji Kyung! Bukankah sudah kuperingatkan jangan terima tamu, jangan buka kan pintu jika kau tak mengenalnya hah?!!”Suara Hanbin semakin meninggi.
“Wae?!! Apa kau takut aku tau bahwa kau tidur dengan gadis lain?!! Hah?! Sampai kapan kau akan seperti ini Hanbin-ahh?! Kau sudah berbeda sekarang..”
“Geumanhae!”Ujar Hanbin dingin
“Berhenti? Seharusnya kau berhenti Hanbin-ahh..!! Kumohon jadilah dirimu yang dulu.. jadilah Hanbin yang kukenal”Tangisan Jikyung semakin menjadi, Hanbin menatapnya dingin.. Tapi tak Ia pedulikan.
“Sudahlah!! Aku mengantuk! kau menggangguku, kau tau? Pergilah.. atau Jika kau ingin menginap tidurlah dikamar tamu!”Titah Hanbin sambil melepaskan tangan Jikyung. Pria itu pun memasukin kamarnya, suara gebrakan pintu terdengar begitu keras. Semakin membuat Jikyung meraung, memanggil nama Hanbin sambil tak berhenti menangis.

Jikyung menghapus airmatanya kasar, hatinya terlalu sakit untuk berada disini. Sebenarnya hal ini sudah sering terjadi, namun kini kesabaran Jikyung sudah mulai habis. Gadis itu tak mungkin terus-terusan menahan rasa sakit hingga Satu tahun penuhkan? Oh, ayolah!! Dia juga manusia, kalian tau? Dan satu hal.. sekuat-kuatnya besi, Ia akan berkarat jika kalian biarkan begitu saja. Jikyung menatap pintu dihadapannya. “Oppa.. Aku pergi”Ucap Jikyung pelan, namun tak ada jawaban. Jikyung pun kembali menghela nafasnya, Ia kemudian berjalan meninggalkan pintu tersebut yang tak lain adalah pintu kamar Hanbin. Gadis itu kini sudah membuka pintu apartement Hanbin, namun langkahnya kembali terhenti. Ia pun menatap kembali pintu kamar Hanbin, berharap pria itu memanggil namanya dan meminta maaf padanya. Namun percuma saja, semua itu sia-sia! Hanbin bukan seseorang seperti itu lagi. Jikyung pun menarik nafasnya, kemudian kembali berjalan hingga akhirnya pintu tersebut kembali tertutup.

Mendengar suara tersebut, Hanbin merosot kebawah. Dibalik pintu kamarnya, Ia dapat mendengar jelas ucapan Jikyung tadi. Tangis Jikyung membuatnya tak mampu menghadap gadis itu. Ia terlalu pengecut! Tangisnya seketika pecah, Ia memang selalu menyakiti hati Jikyung, tapi perlu kalian tau! Diam-diam Hanbin selalu menangis untuk Jikyung, menangisi setiap perbuatannya pada gadis itu, Hanbin sangat menyesal selalu menyakiti hati orang yang Ia cintai itu, tapi Ia terlalu egois untuk sekedar mengatakan maaf. Jika kalian perlu tau kenapa kemeja itu bisa berada ditangan Mina, karena saat dirinya tengah berpesta saat ulangtahun Mina, seseorang menjatuhkan minumannya ke kemeja nya dan Ia pun menerima tawaran Mina yang mau mencucikan baju tersebut, mengingat seseorang itu adalah sepupu Mina dan sebagai tanda rasa bersalah, Mina bersedia mencucikan kemeja tersebut.


SKIP


Siang itu, langit begitu gelap. Seharusnya sang surya yang menemani segala aktifitas dibumi, tapi mentari lebih memilih untuk bersembunyi dibalik awan hitam yang tampak ingin sekali menangis. Tampak Hanbin menyetir mobilnya dengan tenang, hari ini pria itu hendak menemui gadisnya. Setelah pertengkaran hebat malam itu, mereka tak berkomunikasi selama beberapa minggu. Walau Jikyung masih sering mengirimnya pesan, tapi Hanbin lebih memilih mengabaikannya. Tapi kali ini, dengan nada memohon Jikyung menghubunginya dan menyuruhnya untuk menemui gadis itu di taman sungai han. Akhirnya Hanbin pun menyetujuinya. Namun kali ini perasaan pria itu sedikit tidak beres.

Setelah menempuh perjalanan cukup jauh, Hanbin pun akhirnya bisa melihat mobil gadis itu terparkir. Ia pun memarkirkan mobilnya tak jauh dari mobil gadis itu. Matanya menelusuri seluruh taman yang berda didekat sungai han tersebut. Dan matanya menangkap sosok yang Ia cari sedari tadi, gadis itu tampak tengah menatap sungai han yang begitu membentang luas. Hanbin pun menghampiri gadis itu, Jikyung tampak tak menyadari kehadiran Hanbin saat itu, Hanbin pun menatap Jikyung yang tengah memejamkan matanya. Dan saat itulah perasaan bersalah mulai mengelilingin Hanbin, hatinya terasa begitu sakit. Ingin sekali Ia menanyakan tentang gadis itu, apa sebegitu sakitnya kah? Hanbin merasa menjadi orang yang bodoh sekarang, Ia sangat membenci dirinya sendiri. Ia menunduk, untuk menyembunyikan wajah penuh penyesalannya.

“Udaranya sangat sejuk bukan?”Tanya Jikyung, membuat Hanbin mendongak. Jadi gadis itu menyadari kehadiran Hanbin?
“Wae? Aku mendengar suara mobil mu”Jikyung tersenyum ke arah Hanbin
“Ada apa?”Hanbin berusaha menormalkan ekspresinya, menjadi dingin kembali huh? Jikyung terdiam, kini Ia yang tertunduk.
“Anni.. Hanya ingin kau kesini”Jawaban Jikyung sontak membuat Hanbin membuang nafasnya kasar
“Huh.. Kau sungguh membuang-buang waktu ku Jikyung-ahh!!”Ia pun melangkahkan kakinya, meninggalkan tempat ini…
“Apa kau mencintaiku?”Langkahnya seketika terhenti, kala mendengar suara bergetar itu.
“Apa maksudmu?”
“Apa kau mencintaiku Hanbin-ahh..? Apa kau masih mencintaiku?”Hanbin berbalik menatap tajam Jikyung yang kali ini tengah menunduk.
“Jangan berbicara hal yang tak masuk akal!! Cepat pulang, aku akan pergi!!”Bentak Hanbin
“Lihat!! Kau bahkan tak mau lagi meluangkan waktumu untukku, kau hanya ingin bertemu denganku jika itu hal yang penting.”Jikyung menatap Hanbin, dan membuat pria itu memalingkan wajahnya. Airmata Jikyung sudah mengalir sejak sedari tadi tanpa Hanbin sadari.
“Jawab aku Hanbin-ahh.. Apa kau sudah tak mencintaiku lagi?”Kali ini suara Jikyung terdengar sangat menyakitkan bagi Hanbin, Jikyung pun menghampiri Hanbin. Kemudian memeluknya erat. Gadis itu menarik wajah Hanbin, kemudian menempelkan bibirnya pada bibir tebal Hanbin. Tak ada lumatan atau apapun itu. Kali ini ciuman penuh rasa sakit yang Hanbin rasakan, dan saat itu juga airmata Jikyung ikut membasahi pipi Hanbin yang menmpel dengan pipi gadisnya.

Jikyung melepaskan tautan mereka, kemudian berjalan mundur beberapa langkah. Jikyung menarik nafasnya,

“Mari kita hentikan semuanya…”Nafas Hanbin terasa tercekat, Ia menatap Jikyung yang tengah menatapnya dengan mata berkaca.
“Ap..Apa maksudmu?!”Lirihnya tak percaya
“Uri heeojija!”Singkat tapi sangat menyakitkan bagi Hanbin, mereka terdiam untuk sejenak. Hingga Jikyung mulai membalikan badannya, Ia mulai melangkah pergi namun langkahnya terhenti
“Aku menyesal, maafkan aku.. Kita tidak boleh berakhir!”Ucap Hanbin santai, Jikyung mulai jengah! Lagi-lagi pria itu bersikap egois, Jikyung sudah lelah dengan semuanya.. semua sikap Hanbin, semua keegoisan pria itu yang malah menyakiti dirinya. Jikyung mendengus, Ia kemudian berjalan menuju mobilnya dengan cepat, disusul Hanbin yang malah melihat punggung Jikyung yang semakin menjauh.
‘BRAK..’Jikyung segera menutup pintu mobilnya kala Hanbin mengikutinya
“Jangan kekanak-kanak an Jikyung-ah! Buka pintunya!”Hanbin terus menarik pintu mobil gadisnya.
“Jikyung-ahh.. berfikirlah secara matang!”Ucap Hanbin, namun yang Ia lihat hanya keterdiaman gadis itu. Dirinya mulai meledak
“BAIKLAH!! JIKA KAU INGIN PUTUS… BERAKHIRLAH DENGANKU!!”Teriak Hanbin mulai frustasi, Jikyung hanya mampu menyandarkan kepalanya pada kemudi mobil. Ia tak sanggup, tak mau melihat Hanbin seperti ini.

Emosi pria itu tampak sudah tak bisa dikendalikan kembali, Hanbin sudah diluar kendali kali ini. Ia terlalu kalut dalam ketakutannya akan kehilangan gadisnya hingga membuat emosinya membuncah dan tak bisa dikendalikan.

“YAA!! LEE JI KYUNG!! APA KATA MAAF DARI KU TAK CUKUP? APA HATIMU SUDAH MEMBEKU?!! KUBILANG BUKA PINTUNYA LEE JI KYUNG!!”Teriak Hanbin tepat didepan mobil Jikyung, menghalangi gadis itu jika seandainya Ia pergi. 
Namun Jikyung tetap terdiam, hanya gerak punggungnya yang menunjukan bahwa Ia tengah terisak kini.
‘BRAKK…’Jikyung mendongak kala sebuah botol berisi air dilempar begitu saja ke hadapannya. Ia dapat melihat dengan jelas Hanbin yang tengah menatapnya dengan tatapan putus asa.
“LIHAT AKU!! APA KATA MAAF TAK CUKUP HAH!??”Teriak Hanbin untuk kesekian kalinya.
“BAGAIMANA LAGI AKU HARUS MENGATAKANNYA HAH?!!”Jikyung menggigit bibirnya, bahkan menangis pun tak cukup untuk meluapkan semua kesedihannya. Hanbin berjalan, mendekati Jikyung.
“Jikyung-ahh lihat aku!! Lihat aku eoh? Kubilang kita belum berakhir, bahkan aku sudah meminta maaf padaku eoh?”
“GEUMANHAEE!!!!”Teriakan Jikyung terdengar begitu frustasi, Ia semakin terisak “Jebal.. Geumanhae hiks.. Geumanhae Hanbin-ahh..”Dan seketika Hanbin terdiam, lagi.. Ia kini menyakitinya lagi. Dan disaat keterdiaman Hanbin itulah, mobil Jikyung perlahan meninggalkan dirinya.

Airmata Hanbin menetes, Ia pun berlari berusaha mengejar mobil tersebut namun sia-sia.. Gadis itu melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Membuat pria itu tersungkur dan terjatuh. Dan akhirnya tangis Hanbin pecah, Ia kini sudah rapuh. Gadis itu sangatlah berarti bagi Hanbin, kehilangannya sama saja kehilangan seluruh nafasnya. Kini Ia hanya mampu mengucapkan semua penyesalannya. Kata maaf disertai tangisan terus menerus keluar dari mulut seorang Kim Han Bin.


SKIP


Hanbin memarkirkan mobilnya, Ia berjalan gontai menuju lift. Setelah lift tertutup, hanya keheningan yang tercipta. Hanbin kalut dalam kesedihannya, otaknya masih sibuk mengingat segala hal yang pernah Ia lakukan bersama dengan Jikyung. Semua perlakuan buruknya pada gadis itu, wajah kesedihan Jikyung, airmatanya.. hingga perpisahan mereka beberapa hari yang lalu terus teringat dan saat itu juga Ia ingin membunuh dirinya sendiri karena sudah bersikap bodoh selama ini pada seseorang yang Ia cintai. ‘BUGHH…!’Tangannya memukul kerasa tembok lift hingga terdengar suara begitu keras, tak Ia pedulikan darah yang mengalir ditangannya. Bahkan Ia lebih merasakan sakit dihatinya ketimbang ditangannya. Tentu saja, gadis itu teramatlah berarti bagi Hanbin, gadis yang selalu ada untuknya disaat Ia terluka dahulu. Hanbin dulu adalah seorang anak brokenhome, Kedua orangtuanya hampir setiap hari tidak pernah berada untuknya, dan disaat itulah Jikyung datang mengisi hari-harinya.

Hanbin berjalan gontai, Ia memijit kode rumahnya. Pintu pun terbuka dengan otomatis, Ia memasukinya dengan tatapan kosong. Berharap gadis itu berada disini menyambut dirinya. Namun..

“Hanbin-ahh!!”Suara seorang wanita membuatnya mendongak menatap seseorang yang Ia kenal itu.
“Eomma? Abbeoji?”Hanbin menatap heran, tumben sekali orangtuanya mengunjunginya. Ny.Kim tampak menghampiri Hanbin dengan penuh ke khawatiran.
“Hanbin-ahh.. Kau darimana saja, kami mencarimu!! Berhari-hari kau tak pulang! Ponsel mu juga tak aktif? OMO.. Ada apa dengan tanganmu Hanbin-ahh..? Gwaenchana? Apa kau berkelahi?”Tanya Ny.Kim
“Eomma.. Geumanhae, aku lelah ingin istirahat.”Ucap Hanbin
“Hanbin-ah!!”Ucap Tn.Kim menghentikan langkah Hanbin
“Jikyung.. koma beberapa hari yang lalu”Dan saat itujuga dunia Hanbin benar-benar runtuh, Jikyung? Koma? Kenapa dirinya tak tau?
“Mwo?!! Abbeoji jangan bercanda!! Tiga hari yang lalu Ia baik-baik saj-“Hanbin menggantungkan ucapannya, apa? Baik baik saja? Kau bercanda Kim Han Bin? Jelas-jelas Ia meraung menangis dengan kacau nya, begitu yang kau sebut baik?
“Tiga hari yang lalu kami bahkan masih bertemu! Tak mungkin bahwa Ia koma”Lanjut Hanbin
“Tiga hari yang lalu.. Jikyung dilarikan ke rumah sakt karena tabrakan beruntun, dan saat itu juga Dokter menyatakan dirinya koma.”Hanbin terhempas mendengar penjelasan dari Ibunya. 

Tiga hari yang lalu? Tepat saat pertengkaran paling hebat itu terjadi? Airmata pria itu jatuh, terus berjatuhan. Ini pertama kalinya kedua orangtuanya melihat Hanbin menangis begitu hebatnya. Rasanya begitu menyakitkan melihat anak semata wayangnya menangis dalam kesakitan itu, bahkan mereka dapat merasakannya. Ny.Kim langsung memeluk Hanbin, ikut menangis bersama anaknya. “Jikyung adalah gadis yang kuat, dia akan bertahan untukmu Hanbin-ahh..! Kalian adalah sepasang yang tak bisa dipisahkan, Tuhan pasti akan mempersatukan kalian. Hanbin-ahh.. Jikyung pasti bertahan”Ny.Kim terus menenangkan Hanbin yang kini meraung-raung dalam tangisnya.

“INI SEMUA SALAHKU HIKS.. JIKYUNG-AHH.. MIANHAE!! MIANHAE HIKSS!!”Hanbin terus berteriak sambil terus menangis, jika kalian berfikir bahwa lelaki itu tak memiliki hati.. maka kalian salah besar! Ketahuilah, lelaki lebih banyak memendam dibandingkan dengan wanita.

Hanbin tak menyangka pertemuan itu menjadi mala petaka baginya, benar-benar mala petaka! Hanbin sungguh mencintai Jikyung, Ia tak ingin kehilangan gadis itu.. Ia sangat mencintainya! Dan sekarang Ia berjanji akan merubah sikapnya untuk Jikyung, demi Jikyung yang selalu ada untuknya.. sekarang Ia juga ingin selalu berada untuk gadisnya, gadisnya.. Lee Ji Kyung.

THE END



Tidak ada komentar: