Tittle : Apology
Cast :
Lee Ji Kyung
Kim Han Bin
Genre: Sad, ETC.
FB: Nevi Marliani
Author: N규
Twitter:
@Monstar001126
Length : Sonfict
Rated : PG-15
WARNING : Typo(s)
Jangan lupa
kunjungi blog Author (neviland.blogspot.co.id)
It’s Just FICTION
~~
Happy Reading ^^
“Janji
yang kita buat untuk bersama selamanya, kini tak ada lagi. Maafkan aku tak bisa
menjaganya, maafkan aku tak bisa menjagamu..”
__APOLOGY __
Dibawah gelapnya malam, gemerlap kota seoul
menemani rembulan yang bersinar terang. Deringan ponsel terus berbunyi, entah
keberapa kalinya Ponsel tersebut berbunyi, Namun Kim Han Bin tak
mempedulikannya. Pria itu tetap terfokus pada layar laptopnya,
‘Drtt..Drtt..’Entah sudah jengah atau apapun itu. “Ckk.. Mengganggu”Desahnya,
Hanbin pun menggeser tombol hijau diponselnya.
“Ada apa?”Tanya nya dengan malas
“Oppa!! Bisa kau kerumah ku?”Dahi Hanbin
berkerut
“Memang ada apa?”Tanya Hanbin
“Sudahlah!! Kau cukup kerumah ku eoh?!”
“Aku tak bisa”Jawabnya singkat kemudian
memutus sambungan teleponnya.
“Ah.. Wa-“Hanbin langsung bangkit, kemudian
memakai jaketnya, Ia pun meraih dompet nya yang tergeletak di atas selimut
tebalnya.
Hanbin merapikan sedikit rambutnya sambil
bersiul, setelah dirasa cukup Ia pun mengambil kunci mobilnya dan berjalan
meninggalkan kamarnya. Hari ini, seperti biasanya temannya mengadakan pesta dan
Ia memutuskan untuk ikut. Hanbin memang sudah terbiasa pergi pada malam hari,
Ia tinggal sendirian di apartement mewahnya, Ia memutuskan untuk tinggal
sendiri saat dirinya masih duduk dibangku SMA, menurutnya hidup sendiri lebih
bebas.. terlebih orangtuanya yang telalu posesif padanya, membuatnya jengah dan
memutuskan untuk tinggal sendiri. Mengenai tunjangan hidupnya? Oh jangan
ditanya!! Orang tuanya adalah seorang chaebol terkenal di seluruh Korea
Selatan. Jadi Ia bisa tenang tentang kebutuhan hidupnya.
Hanbin pun melangkahkan kakinya menuju pintu
utama, Ia pun membukanya dan seketika Ia terdiam. “Supriseee~”Hanbin masih
terdiam terlebih ketika gadis itu tersenyum cerah di hadapannya. “Wae? Kenapa
diam? Ayo tiup lilinnya.. Apa kau lupa hari ini hari ulangtahunmu?”Tanya gadis
itu. Hanbin berdecak, memalingkan wajahnya malas. Kemudian kembali menatap
Jikyung, kekasihnya. Ia pun meniup lilin itu tanpa mengucapkan harapannya. “Sudahkan?
Kalau begitu aku per-“Jikyung segera menahan tangan Hanbin.
“Kau bahkan belum memakan kuenya,
Ayo!!”Jikyung menarik tangan Hanbin kembali masuk ke dalam. Ia mendudukan
kekasihnya di sofa, kemudian menyimpan kue tartnya dimeja, tepat dihadapan Hanbin.
“Tunggu sebentar eoh!”Titah Jikyung, gadis itu pun kemudian berjalan tergesa ke
arah dapur. Hanbin menatap kue itu, bibirnya tertarik membentuk senyuman kecil.
Namun senyum itu pudar kala seseorang datang kembali. “Cahh.. Ayo kita makan
kuenya!”Jikyung tampak bersemangat, Ia pun memotong kue itu. Kemudian
menyerahkannya pada Hanbin.
“Kau saja yang makan!”Titah Hanbin
“Wae? Inikan ulangtahunmu”Ujar Jikyung
“Aku sedang diet! Jika kau sudah selesai,
biarkan saja. Biar kusuruh orang membereskannya nanti. Jika kau ingin menginap,
tidurlah dikamarku dan jangan membukakan pintu jika ada seseorang yang tak kau
kenal. Aku pergi”
Hanbin bangkit kemudian berjalan
meninggalkan Jikyung yang masih terdiam. Namun belum juga Ia meraih gagang
pintu, sepasang tangan kini sudah melingkar dipinggangnya. “Oppa..
Kajima!”Lirih Jikyung, Hanbin melirik Jikyung. Ia berdecak kesal, kemudian
melepaskan kedua tangan Jikyung.
“OPPA!!!”Tanpa mempedulikan teriakan
Jikyung, Hanbin terus berjalan hingga punggungnya menghilang dibalik pintu.
Jikyung tertunduk sedih, Hanbin kini sudah berubah sepenuhnya. Ia seperti tak
mengenal Hanbin lagi sekarang. Namun Jikyung menarik nafasnya panjang, menahan
tangisnya yang hendak menetes, membasahi pipinya. Gadis itu pun memutuskan
untuk membereskan ‘pesta kecil’ yang Ia rencanakan tadi. Walau Hanbin
menyuruhnya untuk tidak melakukan itu, Ia tak mau hidupnya bergantung pada
seseorang. Jikyung dan Hanbin adalah dua sosok yang berlawanan arah. Hanbin
adalah orang yang selalu bergantung pada seseorang, walau Ia hidup sendiri, Ia
selalu mengandalkan oranglain untuk mengurusnya karena sedari kecil Hanbin
memang sudah hidup mewah, Ia sudah terbiasa dengan hidup layaknya seorang bos.
Berbeda dengan Jikyung yang lebih memilih untuk tidak bergantung pada siapapun,
sebisa mungkin gadis itu mencoba untuk mandiri.
‘Ting.. Tong..’Bunyi bel membuat pekerjaan
Jikyung tertunda, gadis itu kemudian setengah berlari menuju pintu kemudian
melihat siapa yang bertamu pada malam hari di sebuah layar. “N-Nuguseyo?”Tanya
Jikyung “Mina..”Jawab gadis itu, dengan setengah penasaran.. Jikyung pun
memutuskan untuk membuka pintunya. “An-Annyeong haseyo”Sapa Jikyung masih dalam
keterkejutannya, Ia melihat penampilan gadis itu. Terlihat sangat terbuka untuk
seorang gadis yang keluar pada malam hari, dan yang menjadi pertanyaannya
adalah untuk apa dia kesini pada malam hari?
“Apa Hanbin Oppa ada?”Tanya gadis itu
“Hanbin Oppa tengah keluar, ada yang bisa
saya bantu?”
“Oh.. Aku hanya ingin mengembalikan ini,
kemejanya tertinggal dirumahku”Ujar gadis itu sambil menyerahkan sebuah
bingkisan pada Jikyung.
“Nde?”Kaget Jikyung
“Kalau begitu aku perg-“
“Ah.. Chakkaman Agassi.. Kalau boleh aku
tau, kenapa kemeja Oppa bisa ada padamu?”Tanya Jikyung
“Ah itu? Ia meninggalkan kemejanya ketika
kami semua tengah berpesta saat ulangtahun ku kemarin”Jawab gadis itu
“Kalau begitu aku pergi”Ujarnya kemudian
berjalan dengan penuh ke eleganannya. Meninggalkan Jikyung yang tengah membeku
dalam keterdiamannya.
SKIP
Entah untuk kesekian kalinya Jikyung terus
menatap bingkisan yang ada dihadapannya, seolah tak percaya dengan ucapan gadis
bernama Mina tadi. Jikyung sendiri ingin memastikan bahwa apakah benar itu
kemeja milik Hanbin, kekasihnya. Namun tangannya selalu Ia tarik kembali kala
sudah tinggal menarik kemeja itu dari dalam bingkisan. Dirinya masih tidak
sanggup jika kenyataannya itu memanglah benar kemeja Hanbin, tapi rasa
penasarannya terus membuncah ketika Ia menatap bingkisan tersebut.
Dengan penuh ketakutan dan kegugupan dengan
cepat Jikyung menarik baju tersebut, dan perlahan Ia membuka matanya. Menatap
kemeja tersebut, matanya seketika menatap kosong kemeja itu. Itu memang benar,
kemeja ini milik Hanbin.. kemeja yang diberikan oleh dirinya sebagai hadiah anniversary
tahun lalu pada Hanbin. Dan Ia pun harus menelan pahitnya kenyataan, jadi
kemeja ini yang tertinggal di rumah gadis tadi? Betapa hancurnya hati Jikyung
kali ini. Hanbin memang sudah sering menyakiti hati Jikyung, tapi kali ini..
sungguh Jikyung sudah benar-benar kecewa. Dan saat itujuga terdengar bunyi
pintu yang terbuka, Jikyung masih terdiam. Pelupuk matanya kini sudah bagaikan
sungai, dan semua itu sudah tak terbendung lagi. Airmata itu menetes untuk
kesekian kalinya.
Disisi lain, Hanbin berjalan memasukin
apartementnya. Tangannya menutupi mulutnya yang terus-terusan menguap. “Eoh?
Kau belum pulang?”Tanya Hanbin menatap punggung Jikyung yang terduduk
membelakanginya. Namun hanya keterdiaman yang Ia dapatkan, Hanbin pun berusaha
untuk menyentuh bahu Jikyung. Namun gadis itu segera menepisnya, membuat Hanbin
terkejut. “Yak Neo.. Waegeurae?!”Protes Hanbin, Jikyung bangkit hendak
meninggalkan Hanbin namun tangan pria itu dengan cepat menahannya. Mata Hanbin
menangkap sebuah benda yang tak asing baginya. Kemeja itu… Hanbin kemudian
menatap tajam Jikyung.
“Bukankah sudah kubilang jangan bukakan
pintu jika kau tak mengenal orang itu?! Apa kau tuli?”Bentak Hanbin, mata
Jikyung kembali memanas. Bukannya menjelaskan, pria itu malah mengucapkan
membentaknya.
“Lepaskan aku..”Lirih Jikyung berusah
melepaskan tangannya dari genggaman Hanbin, tapi tenaga pria itu terlalu kuat
untuknya.
“YAK!! Kau belum menjawabku, kenapa kau
membuka pintunya?!!”Bentak Hanbin semakin kasar
“Kumohon.. Lepaskan aku.. hiks…”Tangis
Jikyung semakin menjadi. Hanbin pun menarik nafasnya kesal.
“Tidak, sebelum kau menjelaskan!”
“Kenapa kau selalu egois? Apa kau tidak
memikirkan perasaanku?! Hiks..”Jikyung berusaha menatap Hanbin, tapi pria itu
mengalihkan pandangannya.
“Apa yang kau katakan Lee Ji Kyung! Bukankah
sudah kuperingatkan jangan terima tamu, jangan buka kan pintu jika kau tak
mengenalnya hah?!!”Suara Hanbin semakin meninggi.
“Wae?!! Apa kau takut aku tau bahwa kau
tidur dengan gadis lain?!! Hah?! Sampai kapan kau akan seperti ini Hanbin-ahh?!
Kau sudah berbeda sekarang..”
“Geumanhae!”Ujar Hanbin dingin
“Berhenti? Seharusnya kau berhenti
Hanbin-ahh..!! Kumohon jadilah dirimu yang dulu.. jadilah Hanbin yang
kukenal”Tangisan Jikyung semakin menjadi, Hanbin menatapnya dingin.. Tapi tak
Ia pedulikan.
“Sudahlah!! Aku mengantuk! kau menggangguku,
kau tau? Pergilah.. atau Jika kau ingin menginap tidurlah dikamar tamu!”Titah
Hanbin sambil melepaskan tangan Jikyung. Pria itu pun memasukin kamarnya, suara
gebrakan pintu terdengar begitu keras. Semakin membuat Jikyung meraung,
memanggil nama Hanbin sambil tak berhenti menangis.
Jikyung menghapus airmatanya kasar, hatinya
terlalu sakit untuk berada disini. Sebenarnya hal ini sudah sering terjadi,
namun kini kesabaran Jikyung sudah mulai habis. Gadis itu tak mungkin
terus-terusan menahan rasa sakit hingga Satu tahun penuhkan? Oh, ayolah!! Dia
juga manusia, kalian tau? Dan satu hal.. sekuat-kuatnya besi, Ia akan berkarat
jika kalian biarkan begitu saja. Jikyung menatap pintu dihadapannya. “Oppa..
Aku pergi”Ucap Jikyung pelan, namun tak ada jawaban. Jikyung pun kembali
menghela nafasnya, Ia kemudian berjalan meninggalkan pintu tersebut yang tak
lain adalah pintu kamar Hanbin. Gadis itu kini sudah membuka pintu apartement
Hanbin, namun langkahnya kembali terhenti. Ia pun menatap kembali pintu kamar
Hanbin, berharap pria itu memanggil namanya dan meminta maaf padanya. Namun
percuma saja, semua itu sia-sia! Hanbin bukan seseorang seperti itu lagi.
Jikyung pun menarik nafasnya, kemudian kembali berjalan hingga akhirnya pintu
tersebut kembali tertutup.
Mendengar suara tersebut, Hanbin merosot
kebawah. Dibalik pintu kamarnya, Ia dapat mendengar jelas ucapan Jikyung tadi.
Tangis Jikyung membuatnya tak mampu menghadap gadis itu. Ia terlalu pengecut!
Tangisnya seketika pecah, Ia memang selalu menyakiti hati Jikyung, tapi perlu
kalian tau! Diam-diam Hanbin selalu menangis untuk Jikyung, menangisi setiap
perbuatannya pada gadis itu, Hanbin sangat menyesal selalu menyakiti hati orang
yang Ia cintai itu, tapi Ia terlalu egois untuk sekedar mengatakan maaf. Jika kalian
perlu tau kenapa kemeja itu bisa berada ditangan Mina, karena saat dirinya
tengah berpesta saat ulangtahun Mina, seseorang menjatuhkan minumannya ke
kemeja nya dan Ia pun menerima tawaran Mina yang mau mencucikan baju tersebut,
mengingat seseorang itu adalah sepupu Mina dan sebagai tanda rasa bersalah,
Mina bersedia mencucikan kemeja tersebut.
SKIP
Siang itu, langit begitu gelap. Seharusnya
sang surya yang menemani segala aktifitas dibumi, tapi mentari lebih memilih
untuk bersembunyi dibalik awan hitam yang tampak ingin sekali menangis. Tampak
Hanbin menyetir mobilnya dengan tenang, hari ini pria itu hendak menemui
gadisnya. Setelah pertengkaran hebat malam itu, mereka tak berkomunikasi selama
beberapa minggu. Walau Jikyung masih sering mengirimnya pesan, tapi Hanbin
lebih memilih mengabaikannya. Tapi kali ini, dengan nada memohon Jikyung
menghubunginya dan menyuruhnya untuk menemui gadis itu di taman sungai han.
Akhirnya Hanbin pun menyetujuinya. Namun kali ini perasaan pria itu sedikit
tidak beres.
Setelah menempuh perjalanan cukup jauh,
Hanbin pun akhirnya bisa melihat mobil gadis itu terparkir. Ia pun memarkirkan
mobilnya tak jauh dari mobil gadis itu. Matanya menelusuri seluruh taman yang
berda didekat sungai han tersebut. Dan matanya menangkap sosok yang Ia cari
sedari tadi, gadis itu tampak tengah menatap sungai han yang begitu membentang
luas. Hanbin pun menghampiri gadis itu, Jikyung tampak tak menyadari kehadiran
Hanbin saat itu, Hanbin pun menatap Jikyung yang tengah memejamkan matanya. Dan
saat itulah perasaan bersalah mulai mengelilingin Hanbin, hatinya terasa begitu
sakit. Ingin sekali Ia menanyakan tentang gadis itu, apa sebegitu sakitnya kah?
Hanbin merasa menjadi orang yang bodoh sekarang, Ia sangat membenci dirinya
sendiri. Ia menunduk, untuk menyembunyikan wajah penuh penyesalannya.
“Udaranya sangat sejuk bukan?”Tanya Jikyung,
membuat Hanbin mendongak. Jadi gadis itu menyadari kehadiran Hanbin?
“Wae? Aku mendengar suara mobil mu”Jikyung
tersenyum ke arah Hanbin
“Ada apa?”Hanbin berusaha menormalkan
ekspresinya, menjadi dingin kembali huh? Jikyung terdiam, kini Ia yang
tertunduk.
“Anni.. Hanya ingin kau kesini”Jawaban
Jikyung sontak membuat Hanbin membuang nafasnya kasar
“Huh.. Kau sungguh membuang-buang waktu ku
Jikyung-ahh!!”Ia pun melangkahkan kakinya, meninggalkan tempat ini…
“Apa kau mencintaiku?”Langkahnya seketika
terhenti, kala mendengar suara bergetar itu.
“Apa maksudmu?”
“Apa kau mencintaiku Hanbin-ahh..? Apa kau
masih mencintaiku?”Hanbin berbalik menatap tajam Jikyung yang kali ini tengah
menunduk.
“Jangan berbicara hal yang tak masuk akal!!
Cepat pulang, aku akan pergi!!”Bentak Hanbin
“Lihat!! Kau bahkan tak mau lagi meluangkan
waktumu untukku, kau hanya ingin bertemu denganku jika itu hal yang
penting.”Jikyung menatap Hanbin, dan membuat pria itu memalingkan wajahnya.
Airmata Jikyung sudah mengalir sejak sedari tadi tanpa Hanbin sadari.
“Jawab aku Hanbin-ahh.. Apa kau sudah tak
mencintaiku lagi?”Kali ini suara Jikyung terdengar sangat menyakitkan bagi
Hanbin, Jikyung pun menghampiri Hanbin. Kemudian memeluknya erat. Gadis itu
menarik wajah Hanbin, kemudian menempelkan bibirnya pada bibir tebal Hanbin.
Tak ada lumatan atau apapun itu. Kali ini ciuman penuh rasa sakit yang Hanbin
rasakan, dan saat itu juga airmata Jikyung ikut membasahi pipi Hanbin yang
menmpel dengan pipi gadisnya.
Jikyung melepaskan tautan mereka, kemudian
berjalan mundur beberapa langkah. Jikyung menarik nafasnya,
“Mari kita hentikan semuanya…”Nafas Hanbin
terasa tercekat, Ia menatap Jikyung yang tengah menatapnya dengan mata berkaca.
“Ap..Apa maksudmu?!”Lirihnya tak percaya
“Uri heeojija!”Singkat tapi sangat
menyakitkan bagi Hanbin, mereka terdiam untuk sejenak. Hingga Jikyung mulai
membalikan badannya, Ia mulai melangkah pergi namun langkahnya terhenti
“Aku menyesal, maafkan aku.. Kita tidak
boleh berakhir!”Ucap Hanbin santai, Jikyung mulai jengah! Lagi-lagi pria itu
bersikap egois, Jikyung sudah lelah dengan semuanya.. semua sikap Hanbin, semua
keegoisan pria itu yang malah menyakiti dirinya. Jikyung mendengus, Ia kemudian
berjalan menuju mobilnya dengan cepat, disusul Hanbin yang malah melihat
punggung Jikyung yang semakin menjauh.
‘BRAK..’Jikyung segera menutup pintu
mobilnya kala Hanbin mengikutinya
“Jangan kekanak-kanak an Jikyung-ah! Buka
pintunya!”Hanbin terus menarik pintu mobil gadisnya.
“Jikyung-ahh.. berfikirlah secara
matang!”Ucap Hanbin, namun yang Ia lihat hanya keterdiaman gadis itu. Dirinya
mulai meledak
“BAIKLAH!! JIKA KAU INGIN PUTUS… BERAKHIRLAH
DENGANKU!!”Teriak Hanbin mulai frustasi, Jikyung hanya mampu menyandarkan
kepalanya pada kemudi mobil. Ia tak sanggup, tak mau melihat Hanbin seperti
ini.
Emosi pria itu tampak sudah tak bisa
dikendalikan kembali, Hanbin sudah diluar kendali kali ini. Ia terlalu kalut
dalam ketakutannya akan kehilangan gadisnya hingga membuat emosinya membuncah
dan tak bisa dikendalikan.
“YAA!! LEE JI KYUNG!! APA KATA MAAF DARI KU
TAK CUKUP? APA HATIMU SUDAH MEMBEKU?!! KUBILANG BUKA PINTUNYA LEE JI
KYUNG!!”Teriak Hanbin tepat didepan mobil Jikyung, menghalangi gadis itu jika
seandainya Ia pergi.
Namun Jikyung tetap terdiam, hanya gerak
punggungnya yang menunjukan bahwa Ia tengah terisak kini.
‘BRAKK…’Jikyung mendongak kala sebuah botol
berisi air dilempar begitu saja ke hadapannya. Ia dapat melihat dengan jelas
Hanbin yang tengah menatapnya dengan tatapan putus asa.
“LIHAT AKU!! APA KATA MAAF TAK CUKUP
HAH!??”Teriak Hanbin untuk kesekian kalinya.
“BAGAIMANA LAGI AKU HARUS MENGATAKANNYA
HAH?!!”Jikyung menggigit bibirnya, bahkan menangis pun tak cukup untuk
meluapkan semua kesedihannya. Hanbin berjalan, mendekati Jikyung.
“Jikyung-ahh lihat aku!! Lihat aku eoh?
Kubilang kita belum berakhir, bahkan aku sudah meminta maaf padaku eoh?”
“GEUMANHAEE!!!!”Teriakan Jikyung terdengar
begitu frustasi, Ia semakin terisak “Jebal.. Geumanhae hiks.. Geumanhae
Hanbin-ahh..”Dan seketika Hanbin terdiam, lagi.. Ia kini menyakitinya lagi. Dan
disaat keterdiaman Hanbin itulah, mobil Jikyung perlahan meninggalkan dirinya.
Airmata Hanbin menetes, Ia pun berlari
berusaha mengejar mobil tersebut namun sia-sia.. Gadis itu melajukan mobilnya
dengan kecepatan tinggi. Membuat pria itu tersungkur dan terjatuh. Dan akhirnya
tangis Hanbin pecah, Ia kini sudah rapuh. Gadis itu sangatlah berarti bagi
Hanbin, kehilangannya sama saja kehilangan seluruh nafasnya. Kini Ia hanya
mampu mengucapkan semua penyesalannya. Kata maaf disertai tangisan terus
menerus keluar dari mulut seorang Kim Han Bin.
SKIP
Hanbin memarkirkan mobilnya, Ia berjalan
gontai menuju lift. Setelah lift tertutup, hanya keheningan yang tercipta.
Hanbin kalut dalam kesedihannya, otaknya masih sibuk mengingat segala hal yang
pernah Ia lakukan bersama dengan Jikyung. Semua perlakuan buruknya pada gadis
itu, wajah kesedihan Jikyung, airmatanya.. hingga perpisahan mereka beberapa
hari yang lalu terus teringat dan saat itu juga Ia ingin membunuh dirinya
sendiri karena sudah bersikap bodoh selama ini pada seseorang yang Ia cintai.
‘BUGHH…!’Tangannya memukul kerasa tembok lift hingga terdengar suara begitu
keras, tak Ia pedulikan darah yang mengalir ditangannya. Bahkan Ia lebih
merasakan sakit dihatinya ketimbang ditangannya. Tentu saja, gadis itu
teramatlah berarti bagi Hanbin, gadis yang selalu ada untuknya disaat Ia
terluka dahulu. Hanbin dulu adalah seorang anak brokenhome, Kedua orangtuanya
hampir setiap hari tidak pernah berada untuknya, dan disaat itulah Jikyung
datang mengisi hari-harinya.
Hanbin berjalan gontai, Ia memijit kode
rumahnya. Pintu pun terbuka dengan otomatis, Ia memasukinya dengan tatapan
kosong. Berharap gadis itu berada disini menyambut dirinya. Namun..
“Hanbin-ahh!!”Suara seorang wanita
membuatnya mendongak menatap seseorang yang Ia kenal itu.
“Eomma? Abbeoji?”Hanbin menatap heran,
tumben sekali orangtuanya mengunjunginya. Ny.Kim tampak menghampiri Hanbin
dengan penuh ke khawatiran.
“Hanbin-ahh.. Kau darimana saja, kami
mencarimu!! Berhari-hari kau tak pulang! Ponsel mu juga tak aktif? OMO.. Ada
apa dengan tanganmu Hanbin-ahh..? Gwaenchana? Apa kau berkelahi?”Tanya Ny.Kim
“Eomma.. Geumanhae, aku lelah ingin
istirahat.”Ucap Hanbin
“Hanbin-ah!!”Ucap Tn.Kim menghentikan
langkah Hanbin
“Jikyung.. koma beberapa hari yang lalu”Dan
saat itujuga dunia Hanbin benar-benar runtuh, Jikyung? Koma? Kenapa dirinya tak
tau?
“Mwo?!! Abbeoji jangan bercanda!! Tiga hari
yang lalu Ia baik-baik saj-“Hanbin menggantungkan ucapannya, apa? Baik baik
saja? Kau bercanda Kim Han Bin? Jelas-jelas Ia meraung menangis dengan kacau
nya, begitu yang kau sebut baik?
“Tiga hari yang lalu kami bahkan masih
bertemu! Tak mungkin bahwa Ia koma”Lanjut Hanbin
“Tiga hari yang lalu.. Jikyung dilarikan ke
rumah sakt karena tabrakan beruntun, dan saat itu juga Dokter menyatakan
dirinya koma.”Hanbin terhempas mendengar penjelasan dari Ibunya.
Tiga hari yang
lalu? Tepat saat pertengkaran paling hebat itu terjadi? Airmata pria itu jatuh,
terus berjatuhan. Ini pertama kalinya kedua orangtuanya melihat Hanbin menangis
begitu hebatnya. Rasanya begitu menyakitkan melihat anak semata wayangnya
menangis dalam kesakitan itu, bahkan mereka dapat merasakannya. Ny.Kim langsung
memeluk Hanbin, ikut menangis bersama anaknya. “Jikyung adalah gadis yang kuat,
dia akan bertahan untukmu Hanbin-ahh..! Kalian adalah sepasang yang tak bisa
dipisahkan, Tuhan pasti akan mempersatukan kalian. Hanbin-ahh.. Jikyung pasti
bertahan”Ny.Kim terus menenangkan Hanbin yang kini meraung-raung dalam
tangisnya.
“INI SEMUA SALAHKU HIKS.. JIKYUNG-AHH..
MIANHAE!! MIANHAE HIKSS!!”Hanbin terus berteriak sambil terus menangis, jika
kalian berfikir bahwa lelaki itu tak memiliki hati.. maka kalian salah besar!
Ketahuilah, lelaki lebih banyak memendam dibandingkan dengan wanita.
Hanbin tak menyangka pertemuan itu menjadi
mala petaka baginya, benar-benar mala petaka! Hanbin sungguh mencintai Jikyung,
Ia tak ingin kehilangan gadis itu.. Ia sangat mencintainya! Dan sekarang Ia
berjanji akan merubah sikapnya untuk Jikyung, demi Jikyung yang selalu ada
untuknya.. sekarang Ia juga ingin selalu berada untuk gadisnya, gadisnya.. Lee
Ji Kyung.
THE END
Tidak ada komentar:
Posting Komentar