Kamis, 01 Juni 2017

BETWEEN HEAVEN AND HELL Part 9 [CHO KYUHYUN FANFICTION]



Tittle : Between Heaven And Hell
Cast :

Kim Ji Kyung
Cho Kyuhyun

Genre: Angst, ETC.
FB: Nevi Marliani
Author: N
Twitter: @Monstar001126
Length : Series *Maybe*
Rated : PG-15                              
WARNING : Typo(s)
Jangan lupa kunjungi blog Author (neviland.blogspot.co.id)
It’s Just FICTION                                                             
~~
Happy Reading ^^

Previous

Kyuhyun terus memohon dan berlutut di kaki kakak iparnya, Ia menangis dan terus menangis. Tapi Sunggyu memalingkan wajahnya, Ia sudah membulatkan tekadnya untuk menjauhkan Kyuhyun dan adiknya. Hingga mereka semua menoleh saat mendengar langkah kaki yang terdengar tergesa-gesa.


“Oppa.. Jikyungie telah sadar!!”



PART 9



Sunggyu menatap adiknya dengan senang, “Jikyung-ahh kau sudah sadar?”

“Oppa.. dimana aku?” Tangan Sunggyu meraih helaian rambut adiknya, kemudian mengelusnya dengan penuh kasih sayang.
“Kau ada dirumah sakit sayang..” Jawabnya, seketika Jikyung terlonjak. Gadis itu meraba-raba perutnya, dan..


“Oppa.. bayiku… bayiku apa dia baik-baik saja?!” Paniknya, Sunggyu tak tau harus berbuat apa.. Ia hanya bisa menunduk.
“Oppa.. katakan!! Dimana bayiku? Kenapa aku tak bisa merasakannya.. Kenapa… Kenapa begitu koso-…ng disini..” Airmata gadis itu sudah tak tertahan lagi saat melihat Kakaknya menggelengkan kepalanya.
“Tidak…”
“Kau hanya bercanda… Jangan mengada-ngada!!”
“Kemarin dia masih bergerak, dia ada… OPPA KATAKAN PADAKU TIDAK BENAR!!!” Teriak Jikyung dengan histeris, gadis itu terus menangis meraung-raung. Bagaimana tidak? Ketika kebahagiaan itu hadir sebagai titipan Tuhan, tapi Tuhan mengambilnya kembali tepat saat dirinya belum pernah melihat bayinya!
Sunggyu langsung mendekap adiknya erat, Ia juga ikut menangis atas kesedihan yang adiknya rasakan.
“Bayiku.. hiks… hikss.. Oppa dimana bayiku!!” Tangis Jikyung bagaikan orang kesetanan, Sunggyu semakin erat mendekap adiknya.

“Ji Kyung..” Jikyung melepas pelukan Sunggyu saat Ia dapat mendengar suara seorang pria yang begitu Ia kenal. “Kau…!” Jikyung menatap Kyuhyun dengan tajam,
“Pembunuh! Kembalikan anakku!!! Kembalikan dia sekarang juga!!! Hiks… Kembalikan anakku pembunuh!!” Teriak Jikyung bagaikan orang kesetanan. Namun hal itu malah semakin membuat Kyuhyun mendekatinya, pria itu..
“Tidak.. jangan dekati aku! Menjauh.. Pergi! Pergi dariku!! Oppa tolong aku!! Jangan dekati aku… Oppa tolong aku!” Sunggyu mengerutkan keningnya saat melihat tingkah adiknya seperti melihat seorang penjahat, gadis itu ketakutan bagaikan orang yang akan diberi hukuman mati.
Sontak, Sunggyu langsung menyeret Kyuhyun keluar dari kamar Jikyung. “Kau!! Lihat sendirikan? Ini semua ulahmu! Sekarang pergi dari adikku!” Kyuhyun menatap nanar pria dihadapannya,
“Jangan tunjukkan wajah memelasmu, aku tak sudi melihatmu!” Bentak Sunggyu kemudian masuk kembali ke kamar inap Jikyung, menyisakan Kyuhyun yang kini hanya bisa terdiam dengan airmata yang berlinang dipipinya.

“Apa yang harus ku lakukan? Jikyung-ahh Mian.. Mianhae.. Aku tak bisa hidup tanpamu hiks.. Maafkan aku” Tangis Kyuhyun pecah, hingga sebuah tangan merengkuhnya dengan hangat, menyalurkan kekuatan untuk sang adik.
Ya, Cho Ahra. Seburuk apapun Kyuhyun, sejahat apapun Kyuhyun. Ahra tau, pria itu memiliki hati yang begitu hangat dan kepribadian yang penyayang, apalagi kepada Jikyung. Ini semua hanya kesalahannya, jika saja Ia menjelaskan apa yang terjadi sebenarnya pada adiknya.. Semuanya pasti tak akan begini.
“Kyuhyun-ahh.. Noona minta maaf” Tangis Ahra sambil memeluk erat Kyuhyun yang terus meraung menangis.

Sedangkan dibalik pintu itu, Jikyung menunduk sambil menahan tangisnya. Ia dapat mendengar jelas raungan tangis Kyuhyun, pria yang dicintainya. Ya, mau seberapa kali Kyuhyun menyakitinya. Kyuhyun tetaplah Kyuhyun, pria yang Ia cintai hingga mati. Tapi tidak! Jikyung telah berpegang teguh pada pendiriannya, Jikyung bisa menerima jika hanya dirinya yang mengalami kesakitan, tapi untuk jabang bayinya yang kini sudah tak ada. Dia… Dia tak bisa memaafkan Kyuhyun, ini adalah kesalahan terbesarnya.
“Gwaenchana?” Tanya Sunggyu khawatir sambil memeluk adiknya,
“Oppa eotteoke?” Tangis Jikyung
“Tak apa, kau telah membuat keputusan yang baik. Ini untuk kebahagiaanmu, kau akan baik-baik saja. Kami akan selalu bersamamu Ji-yaa..” Sunggyu berusaha menenangkan adiknya, sama seperti Ahra yang kini tengah menenangkan Kyuhyun. Mereka sungguh menyesal, karena ini semua ulah mereka. Jika saja, jika saja semuanya bisa terkendali dulu. Mungkin bukan adik mereka yang saling terluka kini, tanpa Jikyung tau, airmata Kakaknya menetes. Sunggyu sangat tak tega melihat adiknya menderita seperti ini. Ini sama saja menghunusnya dengan pedang secara pelan-pelan.


SKIP

Jikyung menatap kosong pemandangan diluar rumah sakit, hari ini Ia sudah diperbolehkan untuk pulang. Namun fikirannya melayang ke hari-hari sebelumnya, hari dimana Ia tau bahwa Kyuhyun setiap harinya selalu mengunjunginya, membawa bunga mawar kesukaannya. Meski Sunggyu terus menerus mengusir pria yang statusnya masih suaminya itu. Tapi Ia bisa mendengar teriakkan Kyuhyun, meski pada akhirnya teriakkan itu perlahan menghilang saat Sunggyu telah memanggil pihak keamanan.
“Jikyung-ahh kau tak apa?” Jikyung langsung menoleh ke pria yang kini baru saja memasukkan baju-bajunya ke dalam tas.
“Ah.. Naneun gwaenchanayo Sunbae-nim” Jawab Jikyung, pada Donghae.

Beberapa hari lalu, Donghae kembali mengunjungi Kakaknya yang bertepatan bekerja di rumah sakit tempat Jikyung dirawat, kemudian Ia melihat seorang gadis yang melamun di taman dan gadis itu tak lain tak bukan adalah Jikyung.
“Kau tak perlu mengkhawatirkannya, Sunggyu Hyung pasti akan mengurus perceraian kalian dengan baik. Serahkan itu pada kami, kau hanya tinggal hidup dengan bahagia” Ucap Donghae menenangkan Jikyung. Pria itu memang diutus oleh Sunggyu untuk menjemput Jikyung dari rumah sakit, dan tentu seorang Lee Donghae pasti akan mengabulkan permintaan yang ada sangkut pautnya dengan Jikyung.
Jikyung mengangguk, tanda Ia menunjukkan baik-baik saja. Walau hatinya berkata lain, hatinya menjerit, menangis karena memang Ia masih mencintai Kyuhyun, mencintai pria itu meski rasa cintanya kini harus Ia kubur dalam-dalam demi Almarhum anaknya.
“Cah.. Ayo kita pergi” Ajak Donghae sambil menuntun Jikyung keluar dari ruangan itu, mereka berjalan beriringan.
Donghae terus menatap Jikyung khawatir, gadis itu terlihat lebih kurus bahkan sangat Kurus daripada biasanya. Wajah gadis itupun terlihat murung dan sedih membuat hatinya mencelos.

“Jikyung-ahh.. aku berjanji akan membuat senyumanmu kembali, aku akan membahagiakanmu dan membuatmu melupakan Cho Kyuhyun” Batinnya saat memasuki lift. Sadar merasa diperhatikan, Jikyung pun menoleh ke arah Donghae dan mendapati pria itu tengah tersenyum manis padanya. Jikyung pun membalas senyuman itu meski senyumannya terlihat sangat berbeda dengan senyuman seorang Kim Ji Kyung seperti biasanya.
Bertepatan dengan pintu lift mereka yang tertutup, saat itu juga lift disebelah kanan mereka terbuka. Menampilkan seorang pria dengan pakaian yang rapi dan membawa sebuket bungan mawar.
Kaki nya terus melangkah, menyusuri lorong rumah sakit yang terasa begitu panjang bagi dirinya. Di depan matanya kini terdapat pintu putih bernomorkan ‘165’ namun keningnya berkerut. Ia merasakan keheningan yang begitu kosong didalam sana. Kyuhyun, ya pria itu kemudian menggeser pintu bercat putih didepannya dan Ia begitu shock saat tak mendapati siapapun diruangan itu.
Mata dan raut wajahnya menunjukkan kecemasan yang begitu mendalam, Ia takut.. takut jika gadisnya benar-benar akan meninggalkannya untuk selamanya. “Tidak! Jikyung!! Jikyung-ahh!!” Ucapnya dengan mata berkaca-kaca. Ia pun berlari keluar ruang tersebut, tak peduli seberapa banyak orang yang sudah Ia tabrak, tak peduli kini sudah berapa rusaknya buket bunga yang Ia bawa tadi, yang Ia ingin lakukan kini adalah menemui istrinya dan menahannya agar tak meninggalkan dirinya juga kehidupannya.

Kyuhyun terus berlari hingga kini Ia berada di halaman utama rumah sakit, matanya berkeliling mencari sosok wanita yang sangat Ia cintai, namun terlalu banyak orang disini. Tidak!! Kyuhyun yakin dia pasti bisa menemukan gadisnya, dan..
“JIKYUNG-AHH!!” Teriaknya saat melihat seorang wanita yang berjalan memunggunginya, wanita itu begitu familiar dimatanya.
Kyuhyun kemudian menahan pergelangan tangannya, namun..
“Nuguseyo?” Bukan, Ia bukanlah Ji Kyung sang istri. “Ah.. Jeoseonghamnida” Ucapnya singkat kemudian kembali mencari-cari. Hingga matanya menangkap seseorang yang begitu Ia kenal,
“Lee Donghae dan….?” Matanya membulat kala Ia bisa melihat jelas gadis yang kini duduk di samping kursi kemudi mobil milik Donghae. Kyuhyun berlari, menghampiri mobil itu..
“JI KYUNG-AHH!! JI KYUNG TUNGGU AKU, KUMOHON KEMBALILAH PADAKU!!” Teriaknya sambil mengetuk-ngetuk kaca mobil,
Jikyung menatapnya terkejut, dapat Ia lihat mata gadis itu mulai berkaca, dapat Ia lihat wajah wanita kesayangannya setelah Ibu dan Kakaknya ini, Ia begitu merindukannya sangat merindukannya. Namun, Jikyung kembali memalingkan pandangannya,
“Sunbaenim.. ayo pergi!” Titahnya penuh penekanan, meski matanya menyiratkan kesedihan dengan airmata yang sudah membendung dimatanya. Donghae hanya menghela nafasnya, Ia kemudian menuruti perintah Jikyung dan kini dapat mendengar suara teriakkan Kyuhyun.. disusul dengan tangis wanita disampingnya yang pecah.
“JIKYUNG-AHH.. KEMBALILAH… CHO JI KYUNG!!” Teriakkan Kyuhyun terdengar, membuat tangis Jikyung semakin pecah. Keduanya menangis, menangis dalam raungan, jeritan rasa sakit. Ditinggalkan dan meninggalkan orang yang kita cintai bukanlah hal yang mudah, kau harus rela membuat hatimu mati terlebih dahulu.




“Mian.. Mianhae, aku sangat mencintaimu tapi kau tak bisa mengambalikkan semuanya seperti dulu..”




TBC

Tidak ada komentar: